Pada Tahun 2019, sebelum Covid menyerang, saya pernah berkunjung ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Mulanya tidak pernah terpikirkan dalam benak saya akan menginjak bumi Pontianak, mengingat saya tidak memiliki kerabat di sana dan wilayah kerja kantor saya hanya seputar Sulawesi saja.
Qodarullah saya diajak membantu sebuah proyek pembangunan PLTMH di Kabupaten Kapuas Hulu. Total lama berkegiatan di desa tempat PLTMH akan didirikan selama satu pekan, selebihnya adalah koordinasi dan perjalanan. Perjalanan menuju site bisa menghabiskan satu hari sendiri, dari Kota Putussibau menggunakan perahu menuju Desa Tanjung Lokang. Desa tersebut masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional dan dihuni oleh penduduk asli, Suku Dayak Punan Hovongan.
Singkatnya rute perjalanan kami adalah dari Makassar - Pontianak - Putussibau - Tanjung Lokang - Putussibau -Pontianak - Makassar. Saat perjalanan balik ke Makassar itulah, ternyata kami harus menunggu di bandara Pontianak selama beberapa jam. Sayang rasanya jika hanya duduk berdiam di bandara. Saya menghubungi salah satu teman di komunitas YSN dan ia bersedia menjemput saya di bandara, sementara anggota tim lainnya memutuskan untuk jalan-jalan di kota mengunjungi sesama teman KLHK.
Komunitas YSN (Yuk Semangat Ngaji)
Saya terhubung dengan komunitas YSN melalui medsos Facebook. Awalnya saya bergabung dengan sebuah komunitas emak-emak yang ngobrolin soal parenting. Kemudian salah seorang yang aktif dalam komunitas tersebut mengajak saya ikut komunitasnya yang lain, yaitu komunitas ngaji online atau YSN.
Mbak Rena Mardita adalah founder YSN dan tinggal di Pontianak. Sebagian besar anggota YSN juga berdomisili di Kota Pontianak. Karena itu ketika ada kemungkinan kami bakal lama menunggu jadwal terbang di bandara Pontianak, saya menghubungi Mbak Aci, salah satu anggota YSN yang kemudian menghubungi Mbak Rena dan beberapa anggota lainnya.
Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya saya dapat bertatap muka dengan beberapa anggota YSN secara langsung. Kalau biasanya hanya ngobrol dalam chat whatsapp, tiba-tiba ketemu dengan ibu-ibu yang riuh dengan logat melayu yang unik di telinga saya. Ramai dan menyenangkan.
Mbak Rena dan anggota YSN lainnya benar-benar menjamu saya. Hanya saja karena waktu saya mepet, maka kami hanya bisa kulineran, makan siang bersama. Setelah itu sempat mampir-mampir beli aneka jajanan, dan sebelum saya diantar kembali ke bandara, kami salat ashar di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Masjid Raya Mujahidin Pontianak
Masjid Raya Mujahidin adalah masjid terbesar di Provinsi Kalimantan Barat. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1978, bertepatan dengan ulang tahun Pontianak ke-207. Â Pada tahun 2015, masjid ini sudah direnovasi yaitu pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.