Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sunan Kalijaga, Film Religi Pertama yang Saya Tonton dan Membekas di Hati

5 April 2023   23:08 Diperbarui: 5 April 2023   23:10 7232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Sunan Kalijaga (Wikipedia)

Tema Samber hari kelima yaitu tentang film religi, melemparkan saya pada memori tiga puluhan tahun lampau saat tinggal di Kota Sidoarjo. Seperti saya tulis di sini, waktu itu saya hobi nonton film di bioskop. Salah satu film yang saya tonton adalah film Sunan Kalijaga yang dibintangi oleh Deddy Mizwar. 

Deddy Mizwar waktu itu masih muda, terlihat culun tapi cakep. Secara fisik cocok berperan sebagai Sunan Kalijaga, seorang wali muda yang di masa remajanya adalah pemberontak. 

Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terkenal dalam jajaran Walisongo, yakni para wali yang berperan besar dalam menyebarkan agama Islam  di Pulau Jawa. 

Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1400-an dari keluarga bangsawan Tuban, dari seorang bupati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta dan istrinya Dewi Nawangrum. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said.

Raden Said sejak kecil sudah belajar agama Islam dari guru agamanya. Tujuannya adalah supaya nilai-nilai dasar Islam dari Al-Quran dan Hadist Rasulullah SAW dapat menjadi pedoman hidup beragama yang baik baginya. Selain itu, sejak kecil Raden Said juga telah diajarkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 

Ketika beranjak remaja, Raden Said mulai keluar dari istana/rumah jabatan dan melihat sekeliling kemudian sadar bahwa banyak rakyat kecil yang hidupnya kekurangan. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya sebagai anak pejabat yang serba berkelimpahan.

Raden Said (Twitter @djaycoholyc)
Raden Said (Twitter @djaycoholyc)

Awalnya, Raden Said mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib rakyat kepada ayahnya. Namun, sang Ayah hanyalah raja bawahan dari kekuasaan Kerajaan Majapahit pusat, dan tidak bisa berbuat banyak. Raden Said tidak puas dengan sikap ayahnya yang tidak bertindak apapun. 

Rasa solidaritas dan simpati dari Raden Said kepada rakyat Tuban membuatnya melakukan aksi nekad berupa pencurian bahan makanan di gudang Kadipaten. Setelah melakukan pencurian, Raden Said  membagikannya kepada rakyat Tuban secara diam-diam. Mirip tindakan Robinhood.

Saat melakukan pencurian, Raden Said menggunakan topeng. Namun malang, aksinya ini ditiru oleh gerombolan perampok yang sesungguhnya. Saat perampok melakukan kerusuhan besar-besaran, orang bertopenglah yang ditangkap. Tapi prajurit Kadipaten salah tangkap, yang ditangkap malah Raden Said yang saat itu sebetulnya tidak melakukan apa-apa.

Tertangkapnya Raden Said membuat ayahandanya murka lalu mengusirnya. Setelah diusir, Raden Said mengembara tanpa tujuan yang pasti tetapi tetap merampok dan mencuri demi kepentingan rakyat kecil. 

Suatu ketika, Raden Said bertemu dengan Sunan Bonang dan mengikutinya dengan tujuan hendak merampoknya. Namun beberapa kejadian di antara mereka berdua akhirnya malah membuat Raden Said bertobat dan ingin menjadi murid Sunan Bonang. Sunan Bonang bersedia menerimanya dengan syarat Raden Said harus menunggu Sunang Bonang di pinggir sungai sambil menjaga tongkat miliknya. 

Raden Said setuju dan mulai bertapa di tepi sungai dengan tongkat Sunan Bonang menancap di sisinya. Ia bertapa dengan kemauan kuat, sehingga tidak terasa seluruh tubuhnya ditumbuhi lumut dan rambutnya memanjang. 

Setelah berhasil melewati pertapaannya tersebut, Raden Said dikenal dengan nama Sunan Kalijaga dan menjadi bagian dari Wali Songo menyebarkan ajaran Islam.  

Hal-hal yang secara visual dalam film Sunan Kalijaga masih membekas dalam ingatan saya karena menurut saya epik adalah sebagai berikut:

1. Adegan saat Raden Said singgah ke rumah orang tuanya, sebelum melanjutkan perjalanan mengikuti Sunan Bonang. 

Jadi waktu itu ceritanya Raden Said sudah sepenuhnya menjadi murid Sunan Bonang, dan menguasai beberapa kesaktian. Dulunya saat ayahnya mengusirnya ada kata-kata: "Jangan kembali sebelum engkau dapat menggetarkan seluruh Kadipaten ini." Nah, saat singgah, Raden Said alias Sunan Kalijaga tidak masuk rumah seperti orang biasa.

Mulanya ada angin yang menderu-deru, lalu bumi berguncang dan suara bergemuruh Raden Said mengumandangkan ayat suci terdengar menggetarkan area rumah ayahnya. Serem bikin bulu kuduk meremang, sekaligus kagum.

2. Adegan waktu Raden Said mengikuti Sunan Bonang.

Waktu itu Sunan Bonang menunjukkan kesaktiannya mengubah benda menjadi emas. Salah satunya buah aren yang menjulur diubahnya menjadi emas yang berkilauan. Aren emas itu membuat benak saya yang waktu itu masih kecil, menonton sambil melongo berandai-andai punya kemampuan mengubah benda menjadi emas, hahaha.

3. Adegan bertapa di tepi sungai.

Perubahan Sunan Kalijaga menjadi penuh lumpur dan lumut serta rambutnya memanjang setelah bertapa entah berapa lama. Pernah juga tongkat Sunan Bonang yang ada di dekatnya berubah menjadi ular dan melingkari leher Sunan Kalijaga, namun tak mampu mengganggu kekhusyukan meditasinya.

Film Sunan Kalijaga dalam ingatan saya yang sekarang, kalau saya boleh menyimpulkan, ternyata bercampur dengan sedikit mistik-mistik. Bagaimana para wali itu berbeda dengan ustadz atau kyai yang kita jumpai sekarang ini, yang umumnya mengajarkan amalan-amalan ibadah. Para wali ini tentu tingkatannya lebih tinggi. Punya ilmu manunggaling kawula gusti, ilmu-ilmu sufistik yang susah dipahami orang awam seperti saya. 

Adegan bertapa itu sempat dikritisi seorang ustadz di era sekarang. Mengapa seorang wali mendapatkan ilmunya dengan jalan bertapa yang lama, tidak salat, tidak makan, tidak minum, yang menyebabkan kesesatan pikir pada pengikut ajarannya.

Adegan bertapa dalam jangka waktu lama (Sumber: radaaktual.com)
Adegan bertapa dalam jangka waktu lama (Sumber: radaaktual.com)

Terlepas dari kontroversinya, ada pelajaran yang dapat dipetik dari film Sunan Kalijaga ini antara lain:

1. Orang dapat berubah dan yang mampu mengubah hanyalah Allah SWT. Raden Said yang bengal dan tipe pemberontak dapat berubah menjadi Sunan Kalijaga yang penuh welas asih. Tentu saja setelah menjadi wali, dia tidak lagi mencuri untuk diberikan kepada masyarakat miskin, karena ia telah memiliki cukup ilmu untuk dapat membantu masyarakat miskin tanpa harus mencuri.

2. Kesabaran pasti membuahkan hasil yang diinginkan. Selama berbulan-bulan Raden Said dengan sabar menunggu Sunan Bonang datang kembali setelah menyuruhnya bertapa. Dengan tapa/meditasinya tersebut, Raden Said mendapatkan dua hasil sekaligus yaitu ia berhasil menjadi murid Sunan Bonang; dan meditasinya telah membuat ia lebih arif dalam menyikapi hidup.

Demikian film religi yang saya bahas sedikit untuk memenuhi tugas tema Samber kelima. Terima kasih sudah membaca, ya?**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun