Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Privilese Sebagai (Anak) Pejabat Menengah di Kota Kecil

21 Maret 2023   00:12 Diperbarui: 21 Maret 2023   00:16 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai privilese, membuat ingatan saya terlempar ke masa tahun 1985 dan 1986, saat ayah saya bertugas di Kodim 0816 Sidoarjo. Kalau tidak salah, pangkat ayah waktu itu mayor dan jabatannya sebagai kasie intel. Sebetulnya bukan seorang pejabat tinggi, karena kasie adalah orang nomor sekian setelah Komandan Kodim (Dandim) dan Kepala Staf (Kasdim).

Saat itu saya masih SD kelas 5 dan kakak saya SMP kelas 2. Masih ada 3 orang kakak yang kuliah di Semarang dan sekolah di Malang.

Saat itu di Sidoarjo ada tiga gedung bioskop antara lain Plaza, Mahkota, dan Delta. Nah ketiga gedung bioskop tersebut membagi free pass nonton gratis setiap hari untuk pejabat setempat. Ayah saya termasuk pejabat yang mendapatkan free pass tersebut. 

Tentu saja privilese ini boleh dipakai oleh anak-anaknya, dan kenyataannya memang saya dan kakak jadi keranjingan nonton hampir setiap hari. Oh ya, free pass ini hanya berlaku untuk 2 orang per harinya.

Bioskop Plaza adalah bioskop paling bagus. Kuota untuk free pass hanya satu baris tempat duduk, pas di bagian tengah. Kalau nggak salah seat L atau M.

Jadi kalau pas barengan dengan para pemegang kartu free pass lain nontonnya, kadang kami harus kecewa saat masih antre karena tiba-tiba petugas loket memasang tanda free pass habis. Terpaksa harus pulang dan nonton besok saja.

Bioskop Mahkota bioskop nomor dua, kuota free pass agak banyak yaitu semua seat di balkon. 

Bioskop Delta bioskop yang paling jelek ada tikus dan kecoanya. Kuota free pass juga hanya satu baris deret paling belakang.

Walaupun memiliki privilese free pass untuk nonton bioskop sepuasnya, saya tidak pernah pamer sama teman-teman. Tidak ada teman-teman yang tahu kalau saya memiliki privilese itu. Hanya salah satu guru saya yang tahu dan ia beberapa kali meminjam free pass untuk nonton.

Saya juga tidak pernah pamer di sosmed. Bagaimana mau pamer, wong saat itu belum ada sosmed, wkwkwk. 

Privilese itu pun tak membuat saya dan kakak saya menjadi sombong. Apa yang mau disombongin ya, wong cuma nonton bioskop tiap hari saja kok. Apalagi waktu itu masih culun-culunnya, tahunya hanya senang-senang saja. 

Tapi sekarang saya mikir, andai waktu itu sudah ada sosmed dengan budaya bersosmed seperti sekarang ini, apa iya saya dan kakak tetap seculun itu? Kadang berangkat nonton cuma pakai baju tidur (baby doll) saking merasa biasanya pergi ke gedung bioskop kayak main ke rumah tetangga (kebetulan letak bioskop juga tak jauh dari rumah).

Saya mikir mungkin akan lain ceritanya jika waktu itu sudah ada medsos. Mungkin saya dan kakak akan berpakaian segaya mungkin, lalu berfoto di depan poster film dengan pose sok angkuh, dan memasang foto tersebut di status medsos dengan caption: nonton ini bagus nggak yaaa...ada yang sudah nonton?

Atau hanya menuliskan status narasi tanpa gambar: Eeh, film bla bla bla bagus banget rugi kalau kalian belum nonton, aku aja nonton mpek tiga kali.

(( Ya iyalah tiga kali, kan bebas kalau gratisan )).

Akhir kata, privilese itu sesuatu hal yang wajar, namun harus tahu batasan bagaimana memanfaatkan privilese tersebut. Jangan berlebihan, jangan mentang-mentang, jangan suka pamer-pamer.

Apalagi kalau statusmu hanya anak atau istri/suami yang kecipratan privilese. Biasa saja nggak usah norak, tetap humble karena seperti roda, hidup itu berputar. 

Dia yang hari ini mendapat privilese, bisa saja besok tergelincir dan harus masuk bui gara-gara berlebihan menggunakan privilese. Salam.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun