remaja yang paling cuek. Di saat sang kakak rutin skincare-an, ribet matching-in outfit tiap mau pergi, dia mah santuy tuy.
Gadis kecil saya adalahPernah papanya belikan sabun pencuci muka buat si kecil ini sebab sudah mulai tumbuh jerawat, tapi dia malas sekali memakai sabun itu. Wajahnya juga selalu bareface alias nggak pakai apa-apa, even bedak tipis.
Dulu seumuran dia, emaknya yang gadis lugu kan cuma pakai bedak tipis. At least itu lah ya. Tapi ini cuek banget.Â
Sisiran juga jarang karena dia sekolah memakai jilbab. Harus diomelin baru nyisir rambut.
Urusan outfit, beda bumi langit dengan si kakak. Jika kakaknya rela meluangkan waktu 30 menit mengaduk lemari untuk mencari selembar jilbab yang senada dengan pakaiannya, adiknya hanya butuh sepuluh menit untuk siap pergi.Â
Lha, gamis langsung pakai. Jilbab andalan warna hitam yang match dengan warna apapun. Itupun jilbab instan anti ribet, yang kadang jilbab emak-emak punya saya pun dia masih mau memakainya.
Dia santuy, kakaknya yang ngomel-ngomel melihat penampilannya. Si kakak ngasih advis tapi adiknya kadang nggak mau denger, hahaha.
Suatu ketika, saat jalan-jalan ke mal, si paling cuek ini tiba-tiba minta dibelikan topi. Kami memilih topi dan dia memilih topi warna hitam. Kata dia topi seperti itu lagi viral dan banyak dipakai  orang-orang di tiktok.
Eh? Saya heran, kok alasannya kekgitu? Usut punya usut ada alasan lain yaitu perkara dalaman jilbab alias ciput. Kadang dia malas memakai ciput, dan jika memakai topi, maka tidak perlu memakai ciput lagi, sebab topi akan mengamankan bagian atas jilbab. Anak-anak rambut tidak akan nongol keluar dengan bantuan topi. Fix, alasan yang kedua lebih sesuai dengan karakternya.
Topi hitamnya lalu menjadi kesayangan dan dipakai kemana-mana. Ke mal, ke rumah kerabat, kecuali ke sekolah. Topi adalah bestie.Â
Pernah kami mengunjungi tempat wisata yang cukup besar di kota Malang dan topinya ketinggalan di salah satu spot foto, padahal kami sudah jalan agak jauh, sudah mau pulang. Baliklah ia ditemani papanya nyari si topi. Untung masih rezeki, masih ketemu.
Beberapa waktu lalu saya memesan buku dari sahabat di Jogja. Sahabat ini bertanya ada yang saya butuhkan lagi selain buku? Biar sekalian dipaketkan. Saya mikir-mikir dan teringat bahwa sahabat saya itu punya hobi merajut berbagai macam benda termasuk topi. Dia juga sangat suka memakai topi, dan punya julukan tante topi.
Saya bilang sekalian beli topi satu karena si bungsu sekarang suka memakai topi. Sahabat saya juga mengenal anak saya saat masih kecil, waktu kami tinggal di Jogja dulu.Â
Dia langsung antusias bersedia mengirimkan topi, bahkan topi itu tidak perlu dibayar alias free, sebagai hadiah buat si paling topi di rumah kami.
Ketika paket buku dan topi tiba di rumah, saya tidak langsung membukanya dan menyerahkan topi ke anak saya. Momen yang pas tiba ketika kami mau jalan-jalan ke mal dan anak saya ribut cari topinya yang ternyata lagi dicuci.
"Eh, tunggu dulu, mama ada topi baru, hadiah dari sahabat mama, tante topi."
Gadisku kegirangan memperoleh topi baru, lalu dia memilih jilbab merah, sehingga match dengan topinya. Rupanya semakin bertambah usia, dia paham juga matchingin warna sedikit-sedikit, hehehe.
Nah, bisa jadi ide outfit ya, Â teman-teman. Supaya penampilan anak-anak simpel, nggak ribet namun tetap terlihat trendy, topi bisa menjadi pilihan untuk mempercantik outfit buat jalan-jalan.Â
Dan, kata bungsu rasanya nyaman banget dengan topinya yang selalu bertengger di kepala. Yuk, pakai topi, siapa berani?Â
Salam manis dari si paling topi di rumah kami.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H