Jumat, 17 Februari 2023 Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPSI LHK Makassar kembali melaksanakan pertemuan rutin bulanan. Kali ini yang bertugas adalah Bidang Pendidikan dengan materi "Aksi Nyata Peduli Bumi dari Sampah Rumah Tangga." Materi ini disampaikan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2023.
Ketua Bidang Pendidikan, Ibu Yuliana Albert mengawali materi dengan menjelaskan gagasan mengenai tanggungjawab manusia menjaga bumi. Kita perlu mengubah gaya hidup yang sangat konsumtif dan menyumbang kerusakan lingkungan. Memulai gerakan penghematan energi dan penyelamatan bumi mulai dari diri kita sendiri dulu, lalu keluarga, lalu lingkungan di sekitar kita.
Bu Albert menyarankan bahwa kita harus mulai sering berpuasa untuk mengurangi pemborosan konsumsi; mulai menghemat energi dengan menggunakan transportasi umum, mematikan lampu, mengurangi penggunaan AC; mengurangi keserakahan dengan mulai menggalakkan semangat berbagi. Dan tentunya kita harus menanam pohon sebagai sumber udara bersih yang kita hirup untuk meneruskan hidup.
Berikutnya, wakil Bidang Pendidikan yaitu bu Andri memaparkan mengenai cara membuat pupuk kompos dan pupuk cair dengan membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) dari nasi basi.
Pertama dijelaskan mengenai pembuatan MOL. Bahan-bahannya antara lain:
1. Nasi basi seberat 500 gram dibiarkan dalam wadah tertutup selama 5 - 7 hari hingga ditumbuhi jamur.Â
2. Gula merah/gula pasir 3 - 5 sendol
3. Air cucian beras atau air biasa 1 liter
Cara membuat:
Campurkan nasi yang sudah berjamur dengan air cucian beras, tambahkan gula. Aduk sampai tercampur rata. Fermentasikan larutan MOL ini selama 10-14 hari dalam botol tertutup hingga berbuih. Jangan lupa untuk membuka tutup botol secara rutin 2 -3 hari sekali untuk menghindari penumpukan gas.
Setelah 14 hari, MOL siap digunakan sebagai pupuk cair maupun sebagai bioaktivator kompos.Â
Yang pertama sebagai pupuk organik cair, kita hanya perlu mengencerkan MOL dengan air dengan perbandingan 1 : 20. Artinya 1 gelas MOL dicairkan dengan 20 gelas air bersih. Pengenceran berfungsi untuk mengurangi keasaman MOL. MOL yang sudah diencerkan ini dapat langsung kita aplikasikan pada tanaman.
Yang kedua MOL sebagai bioaktivator kompos, juga harus diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 5 dan perlu ditambahkan 1 ons gula.Â
Pembuatan komposnya seperti ini:
1. Menyiapkan karung yang sudah dilubangi kecil-kecil pada bagian bawah
2. Menyusun bahan kompos di dalam karung dengan susunan antara lain bahan organik kering (daun kering/potongan kardus/potongan rak telur) -- bahan organik basah (daun segar/sisa sayuran segar/kulit buah -- yang sudah dicacah kecil-kecil) -- boleh juga ditambah kotoran ternak kalau ada -- lalu disiram-siram dengan campuran MOL .
3. Ulangi tahapan nomor 2 sampai bahan habis
4. Tutup karung dengan rapat
5. Aduk kompos tiap tiga hari sekali
6. Kompos akan matang setelah 1 - 2 bulan, dan siap diaplikasikan pada tanaman
Setelah presentasi sekaligus praktik langsung pembuatan MOL, pupuk cair, dan kompos, Bidang Pendidikan mengajak ibu-ibu anggota DWP untuk praktik membuat kerajinan bunga imitasi dari sampah anorganik berupa tas kresek. Ibu-ibu yng hadir dibagi menjadi empat kelompok dan masing-masing kelompok harus membuat kreasi bunga aglonema atau bunga lainnya (bebas) dari bahan dan alat yang diberikan.
Bahan dan alat yang digunakan adalah:
1. Plastik warna-warni
2. LemÂ
3. Gunting
4. Kawat
5. Pot, gabus dan batu untuk media meletakkan hasil kerajinan
6. Seterika
Cara membuat:
Potong-potong plastik dengan bentuk daun atau bentuk bunga, terserah selera. Letakkan plastik di antara dua lembar kertas HVS, lalu seterika. Panas seterika akan membuat plastik di dalam kertas meleleh dan mengeras sehingga mudah dibentuk menjadi aneka bunga sesuai pola yang dibuat.
Kreasikan daun atau bunga yang dihasilkan ke dalam pot yang telah disediakan
Acara berlangsung seru karena semua anggota DWP yang hadir berlomba-lomba menghasilkan kreasi terbaiknya. Hasil terakhir adalah empat pot berisi aglonema dan bunga-bunga yang indah.Â
Ibu ketua DWP BPSI LHK Makassar, Ibu Emmy Mochlis, Â dalam arahannya memberikan apresiasi pada kinerja Bidang Pendidikan yang telah bekerja total membagikan ilmu yang sangat bermanfaat pada hari itu.Â
Nah, ibu-ibu, jangan buang sampah rumah tangga, ya? Sampah masih bisa dimanfaatkan menjadi barang fungsional lainnya seperti pupuk atau barang kerajinan. Â Dengan pupuk yang dihasilkan, kita bisa menyuburkan tanaman yang ada di halaman rumah kita. Hasilnya, sampah minimal, tanaman hijau segar, bunga cantik mekar, udara sehat dan bersih. Dengan barang kerajinan berupa bunga-bunga yang unik, rumah kita pun jadi cantik dan semarak. Alhamdulillah.Â
Sukses selalu DWP BPSI LHK Makassar, ditunggu kiprah lainnya. Selamat Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari 2023.**
Sumber: Materi presentasi Bidang Pendidikan pada pertemuan rutin DWP BPSI LHK Makassar 17 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H