"Bagaimana tadi?"
Clara melanjutkan dengan hati resah. Tadi saat Adi menerima telepon, ia melihat surat pengusulan pegawai teladan di atas meja, dengan nama Seruni di dalamnya.
"Ini ada titipan dari Rania, Pak," ucap Clara sambil menyerahkan goodiebag berisi kaos bergambar sakura.
"Oh, baik. Terima kasih."
Tegas dan dingin. Dengan gesture tubuh seolah berkata 'pembicaraan kita sudah selesai silakan keluar dari ruangan saya'. Clara mengangguk lalu pamit.
Clara buru-buru ke toilet dan berlama-lama mengunci diri di dalam salah satu bilik kamar mandi, sambil menghapus air matanya yang mengalir deras. Sekali lagi, Adi menjegal namanya untuk diusulkan menjadi pegawai teladan. Dikeluarkannya ponsel dan dicarinya nama istri bosnya, lalu diketiknya pesan singkat buat Siska, istri Adi.
Siska
Siska paling benci dengan kisah lama. Apapun yang usang. Old memories. Harus dibuang pada tempatnya. Tempat sampah. Kalau masih ada di otak, ya harus di bagian paling tersembunyi dan tidak penting.
Ia adalah perempuan modis dengan segala perlengkapan modern. Ia perempuan dengan pemikiran yang lugas dan tegas serta tidak mau banyak ribet. Pesan teks yang diterimanya dari Clara sangat mengganggu. Maka ia segera pergi ke spa langganannya untuk pijat seluruh tubuh.
Ia sengaja pulang agak sore, saat suaminya sudah pulang ke rumah.
"Sayang ...," diciumnya leher suaminya sambil berjinjit.