Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Senarsis Apa Kamu?

29 Januari 2023   10:05 Diperbarui: 29 Januari 2023   10:06 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selfie penanda narsis? (Sumber: Pexels/PNW Production)

Beberapa tahun lampau di masa remaja saya, kata narsis itu mungkin belum ada. Kalaupun ada, barangkali jarang ada yang menggunakan. Narsis mungkin sudah ada sejak dulu, tapi ... rasa-rasanya kondisi kehidupan tahun 80 - 90an itu tidak ada yang mendukung dan memfasilitasi buat narsis.

Mungkin fasilitas narsis itu hanya cermin saja. Barang siapa di masa muda suka singgah ke ruang UKS hanya untuk becermin, itu sudah masuk kategori narsis, barangkali, ya? Mau foto-fotoan ala anak muda zaman sekarang - selfie selfie yang menjadi penanda kenarsisan - jelas nggak bisa. Kan, zaman dahulu itu kalau mau foto, pertama harus punya kamera dulu.

Kamera juga tidak setiap keluarga memilikinya. Jika memiliki pun, kamera bukanlah barang sederhana yang biasa dibawa-bawa ke sekolah. Kamera paling-paling hanya dibawa jika rekreasi keluarga. Kalau di sekolah, hanya pas ada event-event tertentu dan hanya fotografer a.k.a guru yang rada-rada piawai mengoperasikan kameralah yang pegang kamera.

Kalau pingin punya foto agak layak pamer sedikit, tentulah kita pergi ke studio foto untuk bergaya. Nah, ini juga satu penanda kenarsisan, ya. 

Saya ingat di masa SMA pernah diantar teman untuk foto close up di studio foto. Masih pakai seragam sekolah. Entah dulu kepikiran apa. Lalu pas kuliah juga sempat bertiga dengan sahabat, foto di sebuah studio yang terkenal di kalangan anak muda kota Malang pada zamannya. Bikin foto close up satu-satu, lalu ada yang bertiga juga. Foto yang sendirian sengaja saya perbesar dan saya minta dipigura sama mama saya sebelum dulu saya pergi merantau ke Makassar. Biar untuk dipandang-pandang keluarga jika rindu. Bukan buat nakut-nakutin tikus, ya ... hehehe. Rada narsis juga, ya.

Sekarang mau narsis, malu. Kalau selfie sih sering, hanya jarang diunggah ke media sosial. Jadi termasuk narsis terselubung, hahaha. Narsis jika diartikan mencintai diri sendiri, itu justru bagus lho, asal tidak berlebihan. Karena jika engkau mencintai dirimu, maka barulah engkau bisa mencintai orang lain.

Mencintai diri sendiri juga berarti menghargai dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk kita. Wajah yang sering kita pandangi di cermin ini, sudah diciptakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT dan wajib disayangi, dirawat, dipelihara dengan baik. Jadi segala macam skincare yang digandrungi para emak dan gadis remaja itu jangan dianggap hanya buang-buang uang saja, ya. Itu termasuk sarana untuk memelihara ciptaan Allah dengan sebaik-baiknya. 

Kembali ke kata narsis sendiri kalau menurut KBBI, ternyata artinya adalah tumbuhan berbunga putih, krem, atau kuning yang terdapat di daerah subtropis. Memang kata narsis sebenarnya kan kita pendekkan dari narsistik atau narsisme. 

Bunga Narsis yang indah (Sumber: Pexels/Jess)
Bunga Narsis yang indah (Sumber: Pexels/Jess)

Narsistik menurut KBBI adalah kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois. Sedangkan narsisme adalah mencintai diri sendiri secara berlebihan, bahkan ada kecenderungan keinginan seksual terhadap diri sendiri. Hiy, ngeri juga, ya.

Asal-usul kata narsisme sendiri konon berasal dari mitologi Yunani. Dahulu ada seorang pemuda bernama Narcissus. Ia sangat tampan dan bodinya juga atletis. Banyak gadis naksir padanya tapi tidak dipedulikan oleh si Narcissus ini. Cuek kayak bebek betul pokoknya.

Si Narcissus ini sering becermin tapi tidak ada cermin, maksudnya waktu itu mungkin belum ada ya, jadi dikisahkan bahwa Narcissus berkaca di air kolam atau danau. Analognya waktu saya SD dulu ngaca di ruang UKS, gitu ya. Zamannya Narcissus belum ada UKS jadi dia nyari kolam yang airnya jernih. 

Penting banget airnya jernih karena wajah tampannya jadi kelihatan kinclong, coba kalau kolamnya butek, pasti wajahnya juga jadi mbleret, ilfil ntar dia.

Nah, durasi ngaca di kolam itu sudah nggak terhitung sampai-sampai Narcissus jatuh cinta pada dirinya sendiri. Pokoknya dia sangat mengagumi dirinya, hingga suatu saat ia mati tercebur di dalam kolam. Nah, jangan sampai ya, seperti si Narcissus ini. Seharusnya ketampanannya bisa ia gunakan dengan lebih baik, jadi model kek, jadi bisa menghasilkan banyak duit. Ini malah cuma dipandangi sendiri sampai tercebur. Sungguh perbuatan yang sia-sia, ygy...jangan dicontek.

Jadi jangan sampai kita memiliki sifat narsistik atau bahkan narsisme, ya. Kalau narsis tipis-tipis macam suka sekali becermin atau selfie-selfie, nggak papalah itu. Dan yang paling penting di antara semuanya, wajah yang tampan atau cantik itu nggak berguna kalau tidak ditunjang dengan perilaku yang baik. Salam.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun