Penentuan titik pemasangan kamera dapat dilakukan di atas peta secara random, misalnya dengan menggunakan beras/biji-bijian. Titik random yang diperoleh nantinya bukan menjadi titik sampel, karena titik sampel masih dibolehkan diletakkan di area sekitar titik random yang memungkinkan pemasangan kamera trap.
Misalnya titik random yang diperoleh ternyata ada di tebing atau justru jurang, maka penempatan kamera trap dilakukan di area yang lebih terjangkau dan lebih memungkinkan tidak jauh dari titik randomnya. Selain cara manual, saat menentukan titik dapat juga dilakukan dengan menggunakan bantuan GPS.
Setelah menjelaskan tentang bagaimana menentukan titik pemasangan kamera trap, mas Uyab menjelaskan aturan pemasangan kamera trap, sebagai berikut:
- Kamera harus dipasang di tempat yang aman, yaitu di batang pohon. Aman dalam arti dia kokoh, terlindungi. Aman dari tangan jail dan juga aman dari srudukan satwa liar, misalnya. Sekadar info, kata mas Uyab satu kamera harganya mahal, sekitar enam juta. Kamera ditempelkan pada batang pohon (sekitar 40 -- 50 cm dari tanah), diikat dengan gesper, dan diamankan dengan sling kawat yang harganya satu juta lebih. Nah, sudah dapat dihitung biaya alatnya saja berapa. Belum biaya kartu memory, baterai, tenaga pemasang kamera, dan lain-lain.
- Arahkan kamera pada tempat yang kita anggap besar kemungkinan mendapat penampakan target. Peneliti konservasi biasanya sudah paham tanda-tanda jalan satwa yang ditandai dengan jejak, bekas kubangan, dan lain-lain.
- Selain jejak satwa, perhatikan arah sinar matahari. Jangan sampai panas matahari terpantul dan mempengaruhi kamera dan mengganggu sensor panas.
- Cari tempat sedatar mungkin agar gambar yang didapat bagus.
- Pastikan tidak ada semak di depan kamera yang dapat mengganggu sensor gerak. Oleh sebab itu penting bagi tim membawa parang untuk melakukan pembersihan secukupnya di bagian depan kamera.
Setelah semuanya puas bertanya dari yang remeh temeh sampai yang serius, mas Uyab mengakhiri sesi belajar bersama.
"Besok kita lanjut dengan praktik pemasangan di lapangan, ya? Mbak Indah, mau ikut lagi?"
"Tentu dong, siapa takut," jawab saya gembira.
Belajar sesuatu yang baru bisa sangat menyenangkan, walaupun hanya untuk sebatas tahu saja. Mungkin juga karena 'guru'nya teman sendiri dan belajarnya dalam suasana yang informal dan sangat santai. Nantikan ya, kisah selanjutnya praktik pemasangan kamera trap di alam.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H