Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Barongko, Kue Tradisional Sulawesi Selatan Berbahan Pisang yang Wajib Kamu Kenal

26 November 2022   18:52 Diperbarui: 26 November 2022   18:54 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan bilang sudah pernah injak tanah Sulawesi Selatan, kalau belum makan barongko. Barongko adalah kue tradisional Sulawesi Selatan, tepatnya kuenya orang Bugis Makassar yang sudah terkenal kelezatannya.

Barongko terbuat dari pisang, khususnya pisang kepok yang sudah matang. Cara membuatnya, pertama-tama pisahkan dulu pisang dan ambil bagian dagingnya. Bagian tengah yang ada bijinya tidak digunakan.

Pisang dihancurkan sampai lembut boleh memakai alat apapun yang penting hancur pisangnya, untuk memudahkan menghaluskannya di tahap selanjutnya. Kalau mamak-mamak Bugis biasanya menghancurkan pisang memakai gelas beling. Bagian bawah gelas dipakai untuk membecek-becek pisang di dalam wadah.

Setelah pisang hancur tapi belum halus betul, dicampur dengan santan, telur, dan gula. Tak lupa sedikit vanili dan garam. Terakhir diblender hingga lembut, dan siap dibungkus.

Pembungkus barongko adalah daun pisang yang sudah dilemaskan (biasanya dijemur dulu daun pisangnya), dipotong-potong persegi panjang, lalu dipakai dua lembar untuk satu barongko. Barongko dibungkus daun pisang dan dibentuk menjadi bentuk tum, lalu ditusuk dengan lidi atau dihekter agar tertutup rapat.

Barongko yang sudah berbungkus daun pisang, dikukus dalam dandang panas, sampai masak. Bisa dimakan hangat-hangat, namun lebih enak jika dimakan dingin dan sudah dimasukkan terlebih dahulu di lemari pendingin.

Barongko, manis, gurih, lembut, segar dan dingin (dokpri)
Barongko, manis, gurih, lembut, segar dan dingin (dokpri)
Rasa barongko adalah manis,  gurih, lembut dan segar meluncur di kerongkongan. Nikmatnya luar biasa.  

Sebagai variasi, kadang orang menambahkan potongan kenari atau nangka bahkan durian pada adonan barongko. Rasanya akan lebih maknyus, tapi tergantung selera juga. Biasanya yang disajikan pada berbagai pertemuan adalah barongko original, atau yang bercampur kenari.

Pada zaman dahulu di mana masih ada sistem kerajaan dan bangsawan di Sulawesi Selatan, kue barongko ini hanya dihidangkan di depan raja-raja dan kaum bangsawan. Pembuatnya pun tidak boleh sembarang orang, untuk menjaga kualitas rasanya.

Kini, walaupun barongko dapat ditemukan di mana saja baik di pasar tradisional maupun di toko-toko kue, namun citranya sebagai kue nomor satu, masih ia pegang. Barongko harus selalu ada pada hidangan pesta pengantin di rumah. Biasanya pada pesta yang lebih privat di rumah setelah akad, atau pada berbagai perjamuan terbatas. Kalau di resepsi pernikahan yang di gedung, jarang terdapat barongko.

Barongko juga dipakai sebagai suguhan utama kantor-kantor pemerintahan di Sulawesi Selatan jika ada tamu dari pusat. Ini adalah tanda penghormatan atas kedatangan tamu. Barongko akan disajikan dengan menggunakan bossara, yaitu tudung saji yang dihias.

Bila bulan Ramadan tiba, barongko juga menjadi kue yang paling dicari, karena berbuka dengan yang manis, paling enak dengan barongko.

Barongko sendiri selain lekat dengan adat budaya suku Bugis dan Makassar, juga mengandung filosofi yang tinggi. Barongko berasal dari kalimat "Barangku mua udoko" atau dalam bahasa Indonesia artinya: "Barangku sendiri yang kubungkus."

Artinya melambangkan nilai siri (harga diri) orang Bugis - Makassar yang tinggi. Membungkus dan menjaga harga diri adalah aplikasi budaya "siri" untuk menjaga harkat dan martabat.

Barongko juga bermakna kejujuran karena bagian dalam pisang dan luar juga pisang (daun). Artinya melambangkan kesamaan kata dan perbuatan.

Pada tahun 2017, barongko telah didaftarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda, domain kemahiran dan kerajinan tradisional Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal ini semakin menahbiskan barongko sebagai kue tradisional Provinsi Sulawesi Selatan dan tidak akan diklaim oleh daerah lain bahkan negara lain. Itulah mengapa saya mengatakan di awal artikel ini, bahwa Anda tidak akan dianggap sudah berkunjung ke Sulawesi Selatan, kalau belum mencicipi hidangan tradisional nan manis gurih dan lembut, barongko.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun