Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Makassar Artikel Utama

Hari Pahlawan: Hujan Deras dan Banjir di Makassar

10 November 2022   19:41 Diperbarui: 11 November 2022   04:05 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pick up mogok yang harus didorong (dokpri)

Jelang akhir tahun sudah jamak jika musim pun bergeser ke musim penghujan. Hampir tiap hari hujan di Makassar khususnya siang hingga sore hari. Tak terkecuali hari ini, Kamis, 10 November 2022, tepat saat anak negeri memperingati Hari Pahlawan.

Pagi-pagi matahari masih bersinar cerah, sehingga upacara bendera dapat dilangsungkan dengan khidmat. Usai upacara di halaman kantor Balai Diklat LHK, kami kembali ke kantor dan bekerja seperti biasa.

Mendung baru terlihat menggantung usai zuhur, sehingga saya buru-buru izin meninggalkan kantor untuk menjemput bungsu. Sesampai di sekolah bungsu, saya menunggu beberapa menit dan hujan turun deras pukul 14.30. Saya menunggu di dalam gedung sekolah selama 15 menit hingga bungsu keluar pukul 14.45.

Hujan sudah agak reda tatkala kami berjalan berimpitan dalam satu payung menyusuri jalan menuju jalan poros. Singgah ke Indomaret sebentar membeli kudapan, lalu balik kantor dulu menunggu jam pulang.

Pukul 16.15 setelah selesai absen online, saya mengajak bungsu pulang dengan mengendarai Gocar. Anehnya belum sampai ke depan kompleks perumahan, driver belok kanan masuk ke perumahan lain. Saya pun protes, "Kenapa lewat sini?"

"Ini diarahkan oleh aplikasinya ke sini," sahut pak Sopir tanpa penjelasan lain.

Dia nurut untuk lewat depan kompleks perumahan saya saja, jadi dia putar balik lalu masuk ke kompleks perumahan saya. Baru sekitar dua ratus meter driver ragu. Saya pun baru ngeh bahwa jalan poros kompleks perumahan saya sudah terendam air.

Awalnya driver masih bersedia maju, karena saya dengan pedenya bilang banjirnya pendek saja, di depan paling sudah kering. Namun kemudian mobil di depan kami semua balik kanan, mundur dari medan perjuangan banjir.

Kendaraan yang saya tumpangi berhenti total. Drivernya bilang, "Makanya tadi diarahkan lewat perumahan Taman Sudiang, Bu," sesalnya karena saya tidak mau lewat perumahan yang tadi.

Saya paham situasi, lalu memutuskan turun karena sudah kepalang basah. Saat itu hujan juga tinggal gerimis saja. Tak apalah jalan kaki walau rumah masih jauh, mungkin sekitar 500 meter lagi. "Saya turun di sini saja, Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun