Tidak hanya warna, tapi ada lukisan-lukisan yang dibuat dengan teknik 3D, sehingga terlihat hidup. Misalnya lukisan ular, lukisan sepeda motor, dan lain-lain.
 Sayangnya karena sudah terlalu sore, kami tidak banyak mengeksplore Kampung Tridi. Keluar dari pintu yang lain, kami menyusuri jalan raya jelang maghrib menuju tempat kendaraan diparkir.Â
Dari jembatan di jalan raya, kami dapat melihat ke bawah (sungai) dan hamparan warna-warni keindahan di kanan kirinya, rumah-rumah yang tadi kami lewati.
Cahaya jingga senja mengiringi langkah kami, membuat bayang-bayang di kampung lain yang melambai-lambai dari seberang jalan.Â
Betul, ada kampung lain yang menjadi destinasi wisata di seberang bantaran sungai seberang jalan, yaitu Kampung Biru merujuk warna kesayangan warga Malang, biru Arema.Â
Di sana, rumah-rumah dan atapnya dicat biru semua. Sayang sekali waktu kami tidak banyak, sehingga tak sempat untuk menjelajah Kampung Biru. Mungkin, suatu saat aku kan kembali, dan menulis kisah tentangmu yang biru.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H