Siang hari itu, saat tengah asyik menyantap makan siang di kantin bersama salah satu teman kantor, hp saya berdering. Rupanya ada telepon dari gurunya si bungsu, hmm, langsung sedikit was-was.
Benar juga kecemasan saya, bu guru meminta saya menjemput bungsu karena ia demam. Saya segera menyelesaikan makan siang, lalu pergi menjemput bungsu.
Saat sampai di rumah, baru saja masuk dan hendak menyuruh bungsu ganti baju lalu baring di kasur - sudah ada suara salam dari luar pagar.
Saya intip ada dua ibu-ibu. Dalam hati saya, kok peminta sumbangan gercep amat tau orang baru pulang.
Ooh, ternyata bukan peminta sumbangan, tapi dua ibu pendata Regsosek 2022. Akhirnya saya dapat giliran juga. Mereka segera saya persilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Yang mendata hanya satu orang (memakai nametag), yang satu sepertinya hanya menemani karena tidak memakai nametag dan tidak berkontribusi dalam mewawancara.
Sayang saya lupa menanyakan nama keduanya. Kita sebut saja si petugas bu Wulan, dan temannya bu Sari.
"Ini pendataan dari BPS, kan?" tanya saya.
"Iya, dari BPS," jawab bu Wulan.
"Maksud saya, beneran pegawai BPS atau bagaimana?"