Kemarin, 28 Oktober 2022, pagi-pagi di grup whatsapp kantor ada pemberitahuan mengenai acara peringatan hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022 lingkup KemenLHK.
KLHK dan anak sekolah yang harus hadir secara faktual, juga ditujukan pada seluruh pegawai KLHK di seantero Indonesia yang diimbau mengikuti via youtube.
Undangan peringatan acara Sumpah Pemuda itu selain ditujukan kepada jajaran pejabatSaya mengikuti via youtube sambil ganti2 dengan rapat  lainnya yang juga diminta hadir via zoom. Peringatan Hari Sumpah Pemuda diawali dengan sambutan dari ibu menteri dan doa bumi yang dibacakan secara bergantian oleh 6 pemuka agama mewakili 6 agama yang diakui di tanah air, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
Setelah pembacaan doa, acara berikutnya adalah talkshow "Bangun Bangsa Ramah Lingkungan," yang menampilkan 5 narasumber dari kalangan muda yang sudah lama bergelut dengan persoalan lingkungan.
Menonton kelima narasumber menjelaskan kegiatan mereka yang berawal dari keprihatinan pada lingkungan, menghangatkan hati saya. Respons penanya yang terdiri dari anak-anak SMA juga menunjukkan bahwa mereka adalah generasi muda yang peduli terhadap lingkungannya. Rasanya sayang kalau talkshow menarik ini tidak ditonton banyak orang, jadi saya bermaksud untuk menuliskannya di Kompasiana.
Kelima narasumber tersebut antara lain:
1. Gamma Abdurrahman Thohir, CEO Nusantara United
Sejak tahun 2015 Gamma dan kawan-kawannya memulai proyek mikrohidro untuk mengatasi krisis air di daerah terpencil khususnya lokasi masyarakat adat. Mikrohidro adalah PLTA skala kecil, karena lebih adaptif dengan lokasi-lokasi terpencil. Awalnya simpel, mereka datang ke Sukabumi dan melihat banyak daerah yang belum tersentuh listrik akhirnya tergerak untuk memulai.
Tidak ada kendala yang berarti karena kegiatannya dilakukan dengan pendekatan awal pada komunitas adat di sana. Kendala yang paling dirasakan adalah akses dan infrastruktur karena daerahnya terpencil.
Selain mengembangkan mikrohidro, Gamma juga melakukan training pada masyarakat untuk maintenancenya, sehingga setelah training sekarang operasional sudah dihandel oleh masyarakat adat di sana. Bahkan adanya mikrohidro ini menjadi pengungkit berkembangnya bisnis kopi masyarakat.
2. Andreas Pandu Wirawan, CCO Ecoxyztem
Ecoxyztem adalah sebuah venture builder untuk startup yang bergerak di isu lingkungan dan perubahan iklim (Climate Tech). Proses venture building dibutuhkan para pendiri usaha lingkungan pada tahap awal usaha, Ecoxyztem memberikan bantuan berupa menyediakan sumber daya manusia berkualitas, pemodelan bisnis, mencari pasar, dan menggalang modal.Â
Ecoxyztem membantu di awal dan tidak meminta bayaran karena tujuannya adalah berkembang bersama. Namun apabila perusahaan atau usaha yang didampingi sudah jalan, Ecoxyztem ibarat memiliki saham di sana.Â
Jika ingin berkembang bersama Ecoxyztem syaratnya adalah tentukan dulu bisnisnya, apa produknya, dan harus berdampak serta profitable.Â
3. Soraya Kassandra, Co Founder Kebun Kumara
Kebun kumara adalah sebuah kebun belajar yang bertekad mendekatkan kembali masyarakat dengan alam. Sebagai bisnis, kebun Kumara menawarkan bidang edukasi dan jasa lanskap.Â
Kepedulian para founder Kebun Kumara adalah bagaimana menghijaukan kota, bagaimana orang kota dapat memberikan sumbangsih terhadap lingkungan. Kebun Kumara menjembatani keinginan orang-orang untuk belajar menanam, karena nandur atau menanam itu sejatinya bukan tugasnya petani, namun semua dapat belajar untuk itu.
Kebun Kumara mulai dibentuk tahun 2016 dan berkembang di wilayah Jabodetabek. Kendala yang dihadapi adalah stigma dari orang-orang kota bahwa orang kota tangannya panas sehingga tidak akan berhasil kalau menanam. Jadi klien yang datang ke kebun Kumara sudah dengan stigma tersebut, padahal sebenarnya menanam itu dapat dipelajari bagaimana supaya tanaman tumbuh, treatment apa yang harus dilakukan.
Jasa lanskap konkrit: Menggarap kebun-kebun orang/area outdoor tapi konsepnya sustainability. Tidak cuma cantik tapi ada tanaman pangannya, ada pengomposannya, mungkin ada filter air hujannya yang bisa menyiram sendiri.
4. Wilda Yanti, Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia
Berawal dr gerakan sosial kepedulian sampah, diubah menjadi kelompok usaha sosial, namanya kelompok usaha pengelolaan sampah. Setelah ada bank sampah dan diadopsi oleh KLHK 2010 - 2011, bu Wilda dan teman-temannya mengintegrasikan program. Saat itu banyak yang bisa kelola sampah tapi lalu tidak tahu mau dikemanakan dan kemudian malah jadi sampah lagi.
Dari situ terinspirasi harus ada lembaga sehingga 2011 bu Wilda mendirikan PT Safira Global Energy - perusahaan waste management pertama di Indonesia. Pola yg dijalankan  adalah konsep terintegrasi pengelolaan sampah mengikuti regulasi yang ada. Ada 2 pola yaitu: 1. Jasa di kawasan komersiil, 2. Membina usaha-usaha pengelolaan sampah di masyarakat termasuk kelompok anak muda.
Misi Safira Global Energi adalah bagaimana mendukung ketahanan pangan, energi baru terbarukan, penciptaan lapangan kerja, dan usaha baru berbasis pengelolaan sampah. Gerakan itu sudah bergerak di masyarakat mulai dari rumah tangga, RT, RW, Kelurahan dan mulai ke kabupaten.
PT Safira Global Energi juga sudah mendukung gerakan sirkular ekonomi bagaimana dari sampah diciptakan produk-produk seperti fertilizer, pakan ternak, kompos, pupuk hayati, energi baru terbarukan seperti briket, biogas, energi listrik, bioetanol dari sampah organik, BBM dari plastik dan minyak jelantah.
Sampai saat ini bu Wilda masih bergerak mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah.
Awal kegiatan bu Wilda dimulai sejak ia masih kuliah dan mengajak masyarakat di sekitar tempat kosnya untuk bersih-bersih lingkungan. Â Tapi lingkungan itu kotor lagi, akhirnya bu Wilda sadar bahwa yang salah bukan lingkungannya tapi orangnya. Jadi pengelolaan sampah harus dimulai dengan mengedukasi orangnya.
Bu Wilda sempat bekerja di perusahaan Jepang dan perusahaan Amerika dan bosnya waktu itu mengatakan di masa depan orang Indonesia akan hidup di atas tumpukan sampah. Itulah yang makin menguatkan bu Wilda untuk terjun langsung di bidang pengelolaan sampah.
5. Danis Syahronie, peserta Green Leadership Indonesia (GLI) batch 2.
GLI dibentuk dengan kesadaran bahwa generasi muda adalah generasi yang rentan terhadap perubahan iklim. Harapannya ke depan  anak-cucu kita tidak boleh membiarkan masalah yang sama terulang kembali.Â
Ada satu syarat yaitu adanya perkembangan pola pikir dan perkembangan pendidikan, maka Green Leadership Indonesia hadir di sana.Â
Green Leadership Indonesia merupakan program pendidikan yg berfokus untuk menciptakan pemimpin yang berperspektif keadilan sosial dan keadilan ekologis. Diinisiasi oleh institut hijau indonesia, KLHK, berkolaborasi dengan berbagai CSO dan NGO, GLI tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Setelah seluruh narasumber memaparkan tentang aktivitas mereka di bidang lingkungan, sebanyak 9 wakil dari sekolah yang diundang pada acara peringatan Sumpah Pemuda mendapatkan giliran untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaannya bagus-bagus dan menunjukkan ketertarikan untuk dapat berkontribusi pada aktivitas yang dipaparkan narasumber.
Bravo KLHK untuk acara peringatan Sumpah Pemuda ke-94 ini. Tema talkshow yang diangkat sangat berbobot dan sesuai dengan tantangan generasi muda saat ini dalam menghadapi berbagai permasalahan lingkungan.Â
Selamat hari Sumpah Pemuda ke-94, semoga semakin banyak lagi generasi muda yang terjun dan berkecimpung pada kegiatan yang positif dan membawa manfaat pada perbaikan lingkungan dan masyarakat.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H