"Tambah 3 konten headline lagi untuk raih kesempatan menjadi Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru)!"
Wah,'hanya' kurang tiga tulisan lagi!
'Hanya'?
Ternyata tak semudah itu memperoleh predikat headline atau AU. Notif iming-iming centang biru itu sempat stuck di angka 3. Tambah 3 konten headline lagi ... mengubahnya ke angka 2, entah saya butuh berapa artikel. Seharusnya bisa dicek, sih, tapi yang jelas saya merasa sudah lamaaaa ... sekali artikel saya tidak AU.
Hal itu membuat saya sempat menjadi tidak percaya diri dengan kualitas tulisan saya. Apa tulisan saya yang menurun, atau di sisi lain tulisan kompasianer lainnya memang lebih bagus-bagus?
Akhirnya saya berkunjung ke artikel-artikel AU. Rupanya memang artikelnya luar biasa, kualitasnya jauh meningkat dibanding artikel AU beberapa bulan sebelumnya. Jadi saya paham mengapa sulit bagi saya untuk meraih AU lagi, karena saya tidak menulis dengan runut dan detail, serta topik yang saya pilih adalah topik yang biasa-biasa saja.
Seandainya topik viral ditulis dengan analisis yang tajam dan bahasa yang mudah dipahami, sebenarnya itu sudah jaminan AU. Selain topik viral, biasanya artikel perjalanan atau masak-memasak jika ditulis dengan sangat menarik, itu juga jaminan AU.
Menurut pengamatan saya sih demikian.
Artikel-artikel motivasi, pengembangan diri, kiat-kiat hidup sehat, perkembangan anak, dan topik lainnya yang ditulis dengan runut dan detail, juga ada kans menjadi artikel AU.
Jadi sebenarnya kunci menulis artikel AU sudah di tangan, hanya kadang praktiknya tidak sesuai dengan teori. Alias mau nulis bagus, hasilnya biasa-biasa saja.
Apa sih manfaatnya artikel AU? Tentu saja artikel AU akan dibaca oleh lebih banyak orang karena letaknya strategis di laman K. Dengan dibaca banyak orang, gagasan kita dapat lebih tersebar dan memberi manfaat lebih luas.