Menjelang usia 4 bulan, Naufal muntah-muntah. Tiap saya susui, muntah. Akhirnya saya membawanya ke rumah sakit.
Karena selalu muntah, dokter melarang saya menyusuinya. Naufal memeroleh asupan nutrisi dari infus. Dua malam saya meriang karena payudara saya bengkak akibat tidak diisap oleh bayi, dan akhirnya harus saya pompa untuk mengurangi rasa nyeri.
Nyeri di payudara berkurang, namun nyeri dalam hati makin menjadi-jadi melihat Naufal tergolek tak berdaya.
Setelah 4 malam di rumah sakit, Naufal meninggal dunia. Dia meninggal saat maghrib. Malamnya saya masih memompa ASI dan menyimpannya di botol.
Keesokan harinya saat tiba waktu pemakaman, saya ikut ke makam, dan menyiramkan ASI ke kuburan anak saya. Dengan demikian, saya seolah mengASIhi untuk selamanya, sampai akhir hayat Naufal.
Pesan-Pesan MengASIhi buat Ibu Baru
Pesan saya buat para ibu baru, berikanlah ASI semaksimal mungkin untuk anakmu. Kita nggak tahu, sampai kapan kita bisa memberikan ASI.
Bisa jadi ibu dan anak sehat dan mampu menjalani imbauan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dan menyapih setelah 2 tahun; namun bisa juga semua tidak dapat dilakukan karena ibu atau anak keburu dipanggil Tuhan, sebab mati itu tidak menunggu tua, tapi bisa kapan saja.
Memberikan ASI semaksimal mungkin dapat memperkuat bonding atau ikatan antara ibu dan anak, hingga si anak dewasa nanti.
Pesan-Pesan MengASIhi buat Pemerintah
Pesan buat pemerintah, lima tahun pertama dalam hidup anak-anak itu adalah golden time di mana mereka tumbuh dan berkembang. Precious moment tentu saja saat pemberian ASI. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan akan berhasil jika ibu diberikan kesempatan untuk istirahat selama masa menyusuinya.