Dulu saat ia remaja dan kami sudah tidak berlangganan majalah lagi, kakak ketiga saya ini paling gemar meminjam buku di taman bacaan. Kalau dia pinjam, saya dan kakak keempat saya ikutan baca. Kakak ketiga saya inilah yang menularkan kesukaan membaca Kho Ping Ho dan komik jepang pada kami berdua.
Kalau sudah baca Kho Ping Ho dan komik jepang yang berjilid-jilid, rasanya tidak mau berhenti sebelum tamat. Komik jepang yang saya ingat pernah saya baca adalah serial Kung Fu Boy atau Chin Mi.
Kakak keempat saya (perempuan), suka membaca sampai sekarang. Kebetulan suaminya juga doyan baca. Mereka berdua masih sering membeli buku dan kadang kami membahas buku yang dibelinya.
Jadi di antara lima bersaudara, memang yang perempuan-perempuan saja sekarang ini yang masih sering membaca dan membeli buku fisik.Â
Saya sendiri masih membaca, menulis, membeli buku, bahkan sekarang berjualan buku baik buku anak maupun buku umum.
Bagaimana Cara Mewariskan Hobi Membaca Pada Anak Kita?
Ternyata orang tua saya cukup sukses dalam mewariskan hobi membaca pada saya dan kakak-kakak saya. Padahal kalau saya pikir-pikir, tidak ada faktor kesengajaan. Mungkin orang tua saya terutama papa, hanya ingin menyampaikan secara tidak langsung bahwa, "Membaca itu asyik, lho!"
Cara mewariskan hobi membaca ala papa saya juga cukup sederhana dan tidak neko-neko:
1. Menyediakan bacaan di rumah dengan berlangganan majalah
2. Membeli buku-buku secara rutin, termasuk menjanjikan hadiah buku jika putra-putrinya ada yang berprestasi
Untuk kasus Tahun 1980-an, memang upaya yang dilakukan oleh orang tua saya tersebut sudah sangat cukup. Saat itu memang era majalah dan koran fisik sedang jaya-jayanya.Â