Setujukah Anda jika saya mengatakan bahwa setiap orang memiliki hobi? Hobi atau kesenangan biasanya kita pupuk sejak kecil, walaupun tidak menutup kemungkinan seiring bertambahnya usia, pengalaman, wawasan dan uang (sudah punya penghasilan sendiri), hobi kita berubah sesuai dengan perubahan preferensi kita dalam hidup.
Demikian juga dengan hobi suami atau hobi istri.
Saya bertemu dengan suami saya dan mencintai dia lengkap dengan hobi yang digelutinya.Â
Singkatnya, suami saya hobi olahraga. Bukan hobi olahraga yang biasa-biasa saja, tapi sudah kayak maniak olahraga.Â
Saya tidak ingat lagi jadwalnya saat awal-awal menikah, namun sekarang ini jadwal olahraganya berderet-deret. Senin dan Rabu sore sampai malam dia olahraga bulu tangkis. Hari Selasa juga kadang bulu tangkis di klub yang lain. Kamis free, Jumat pagi kadang ikut main bola voli di kantor. Sabtu dan Minggu ada jadwal tenis lapangan atau bulu tangkis, tergantung klub mana yang mau ia datangi.Â
Suami saya ikut dua klub bulu tangkis yang dua-duanya kadang melakukan pertandingan persahabatan dengan klub lain. Suami saya juga ikut satu klub tenis lapangan.Â
Dulu pada usia yang lebih muda, setiap ada acara lomba 17-an atau lomba-lomba hari bakti kehutanan, suami saya bisa ikut beberapa cabang pertandingan olahraga.Â
Dia ikut tenis lapangan, bulu tangkis, takraw, sepak bola, tenis meja, dan entah olahraga apa lagi. Sepertinya semua jenis olahraga ia kuasai.
Sebaliknya saya, nggak suka olahraga. Olahraga yang saya lakukan paling banter adalah senam tiap hari Jumat (kalau ada di kantor), atau jalan kaki/lari pagi/bersepeda yang sudah jarang sekali saya lakukan.Â