Pelan namun pasti suasana kerja di masa transisi ini semakin kondusif. Seperti pernah saya ceritakan di artikel terdahulu, kantor saya berubah tusi, dari sebuah kantor litbang menjadi sebuah kantor penerapan standar.Â
Setelah berjalan setahunan ini, walau masih sedikit meraba dan tertatih, kegiatan kantor berjalan dengan baik. Jika ada sedikit kekurangan, tentu itu dapat dimaklumi.
Seiring dengan perpindahan tusi kantor, kepala balai saya juga melakukan perubahan secara fisik pada gedung dan ruangan kantor. Kantor kami terdiri dari dua gedung yang berseberangan, sebut saja gedung merah dan gedung hijau.
Saat masih menjadi balai penelitian, para tenaga fungsional teknis yang terdiri dari peneliti dan teknisi, menempati gedung hijau. Pada gedung hijau juga terdapat laboratorium dan perpustakaan serta  kebun di sisi gedung.Â
Adapun gedung merah ditempati tenaga manajemen yang tusinya adalah pengelolaan administratif kantor. Kepala balai, kepala sub tata usaha, dan dua kepala seksi dulu juga berkantor di gedung merah. Ruang rapat juga ada di gedung merah waktu itu.
Sejak Januari 2022, kondisi tersebut dibalik oleh bos. Kami tenaga fungsional yang beralih menjadi penyuluh, pengendali ekosistem, dan pengendali dampak lingkungan menempati gedung merah. Tim manajemen pindah ke gedung hijau. Ruang perpustakaan dan ruang rapat pindah dan saling bertukar fungsi. Di sinilah semua bermula.
Saya masih ingat benar, ketika ruang perpustakaan hendak dipindahkan. Ribuan buku diikat dalam ikatan-ikatan kecil, lalu dinaikkan ke pick-up, lalu dikirim untuk menempati ruangannya yang baru di gedung merah.
Di ruang perpustakaan lama yang hendak berubah fungsi menjadi ruang rapat itulah saya mendengar cuitan bahwa perpustakaan sekarang sudah tidak terlalu diperlukan lagi, karena sudah tidak ada fungsional peneliti di kantor. Batin saya teriris mendengarnya. Memangnya hanya peneliti yang butuh literatur untuk dibaca?
Kini perpustakaan sudah menempati gedung merah dengan letak paling ujung barat. Posisi letak pun sudah membuatnya berbeda dengan dulu.Â
Dulu setiap orang masuk kantor melewati pintu depan pasti akan melewati perpustakaan. Biasanya orang singgah untuk saling sapa, membaca koran, atau sekadar mengobrolkan pertandingan bola tadi malam.