Siang hari Nur bertanya saya mau makan apa, dan saya memilih Selat Solo. Selat Solo adalah hidangan khas Solo yang terpengaruh oleh masakan Eropa. Jika belum pernah tahu, mungkin kita akan mengasosiasikan selat dengan salad, namun Selat Solo lebih mirip bistik berkuah.
Komponen utama Selat Solo adalah daging sapi has luar yang direbus dalam kuah encer yang terbuat dari bawang putih, cuka, kecap manis, kecap inggris, pala dan merica. Selain pilihan daging sapi, tersedia pula galantine yaitu adonan daging sapi yang telah digiling halus lalu dibentuk bulat atau lonjong dan dikukus.
Daging sapi atau galantine disajikan dengan telur rebus dan sayur-sayuran seperti buncis, kentang, tomat, selada, mentimun, kol atau brokoli dan wortel serta dibubuhi sedikit mayonnaise.
Nur mengajak saya ke rumah makan selat yang sepertinya cukup terkenal di Kota Solo, yaitu warung Tenda Biru. Baru sampai di depan warung saja terlihat bahwa warungnya rekomended. Indikatornya dari banyaknya kendaraan yang parkir dan ramainya pengunjung di warung tersebut. Selain menjual Selat, Warung Tenda Biru juga menjual gudeg Solo dan aneka masakan khas Solo.
Setelah mendapatkan tempat duduk, Nur pesan di kasir. Selat dagingnya habis sehingga kami pesan selat galantine.Â
Malamnya masih cukup waktu sebelum pukul 01.00. Kebetulan ada rombongan teman kantor dari Makassar yang baru tiba juga di Solo. Mereka hendak melakukan kegiatan di KHDTK (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus) di Gombong, Kebumen. Mereka transit di Solo karena harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan instansi yang mengelola KHDTK Gombong yaitu instansi BPSI LHK Solo (Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Solo).
Saya dan Nur boncengan membelah malam di Kota Solo untuk mengunjungi rombongan tersebut di hotel tempat mereka menginap. Kami janjian makan malam bersama. Setelah bertemu dengan teman-teman yaitu Pak Kadir, Tri, dan Evita, kami berjalan kaki mencari rumah makan yang terdekat dengan hotel.
Setelah jalan agak jauh dan bingung mau makan apa, kami menjatuhkan pilihan untuk singgah di sebuah warung sederhana dan memesan Timlo. Timlo merupakan sejenis sup dengan komponen kembang tahu, bihun, telur dan daging ayam/sapi sebagai bahan pengisinya. Kuahnya bening, encer dan segar. Timlo dapat dimakan langsung atau dengan nasi.