Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Our Blues Episode 15: Rahasia Yeong Ok Adalah Keberadaan Yeong Hui, Saudaranya yang Mengalami Down Syndrom.

17 Juli 2022   00:14 Diperbarui: 17 Juli 2022   00:27 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton episode dalam drama Korea Our Blues, harus menyiapkan hati yang tabah dan sekotak tissue. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Drama ini menceritakan kehidupan orang-orang di sebuah desa nelayan. Kelompok haenyeo (haenyeo adalah penyelam wanita yang bekerja mengumpulkan abalon dan moluska di dasar laut) yang terdiri dari ibu-ibu sepuh, sekelompok orang-orang yang berjualan di pasar yang sebagian besar kenal sejak kecil bahkan teman mulai dari SD hingga SMA.

Masing-masing episode bercerita tentang tokoh yang berbeda. Mengupas luka hati dan berbagai permasalahan kehidupan.

Episode 15 bercerita tentang Yeong Ok, seorang wanita muda berusia 38 tahun (Ohya, di Korea usia segini masih termasuk muda, bahkan kekasih Yeong Ok bercanda ingin anak dari Yeong Ok jika mereka menikah). 

Yeong Ok (tengah) diperankan oleh artis Han Ji Min (Sumber: ig roma.emo)
Yeong Ok (tengah) diperankan oleh artis Han Ji Min (Sumber: ig roma.emo)

Dari awal episode, Yeong Ok dikisahkan sebagai wanita yang penuh misteri. Ia berasal dari daratan (istilah orang Pulau Jeju menyebut orang yang berasal dari luar Jeju) dan bekerja sebagai haenyeo. Tapi teman-teman kelompok haenyeo yang sebagian besar asli Jeju tidak suka padanya. Yeong Ok dianggap suka berbohong. Kadang ia mengatakan orangtuanya adalah pelukis, di kesempatan lain ia mengatakan orangtuanya adalah pedagang. Dan satu hal yang paling mencurigakan adalah selalu ada yang meneleponnya di jam-jam tertentu. Orang mengira ia punya suami di daratan.

Yeong Ok akhirnya menjalin kasih dengan kapten kapal yang biasa mengantar para haenyeo bekerja di laut, Jeong Jun. Namun selalu ada pagar tinggi yang dipasang Yeong Ok. Bahkan suatu saat ia meminta putus tanpa penjelasan.

Ternyata suatu saat misteri Yeong Ok terjawab ketika ia menjemput seseorang di bandara. Ia menjemput saudara kembarnya yang mengalami down syndrome. Yeong Hui walaupun disebutkan saudara kembarnya, tentu memiliki fisik dan paras yang jauh berbeda dengan Yeong Ok.

Yeong Ok memeluk Yeong Hui (Sumber: ig roma.emo)
Yeong Ok memeluk Yeong Hui (Sumber: ig roma.emo)

Yeong Hui datang ke Jeju untuk tinggal bersama Yeong Ok selama satu minggu karena rumah yang ia tinggali (semacam panti untuk anak berkebutuhan khusus) sedang direnovasi. Ia berinteraksi dengan teman-teman Yeong Ok dan merasa gembira. Di balik kegembiraan, kisah getir Yeong Ok dan Yeong Hui dikisahkan.

Mereka berdua lahir dari ayah dan ibu seniman. Ketika mereka berdua lahir dan Yeong Hui terus sakit-sakitan, akhirnya kedua orangtua mereka berganti pekerjaan menjadi pedagang karena dapat menghasilkan uang lebih cepat. Ketika mereka berusia 8 atau 10 ya, lupa, kedua orangtua mereka meninggal. Yeong Ok yang 'normal' otomatis harus menjaga saudaranya yang lemah.

Ada dikisahkan satu scene ketika mereka naik kereta berdua, Yeong Ok sengaja meninggalkan Yeong Hui. Namun akhirnya ia kembali. Ternyata Yeong Hui masih mengingat peristiwa di kereta tersebut dan mengatakan bahwa Yeong Ok adalah wanita jahat.

Yeong Ok melarang Jeong Jun, kekasihnya untuk terlalu memperhatikan Yeong Hui. Mereka tidak boleh terlalu perhatian karena nanti Yeong Hui tidak mau kembali ke Seoul. 

Yeong Ok juga tidak suka Yeong Hui selalu mengatakan bahwa ia adalah seorang pelukis. Seniman seperti ayah dan ibu mereka. Yeong Hui bahkan memotret teman-teman Yeong Ok dan ibu-ibu haenyeo dan berjanji akan melukis mereka. Yeong Ok berkata jangan terlalu berharap, Yeong Hui tidak bisa melukis.

Yeong Hui sebenarnya selalu melukis karena ia membawa buku sketsa dan alat tulis. Jeong Jun bahkan membelikannya pewarna. Namun Yeong Ok tidak percaya saudaranya bisa melukis karena Yeong Hui tidak mengizinkan siapapun melihat hasil lukisannya.

Pada malam hari sebelum Yeong Hui harus pulang ke Seoul keesokan harinya, Yeong Hui pergi ke rumah mobil/caravan milik Jeong Jun. Di sana ia memperlihatkan lukisannya dan bertanya apakah Yeong Ok akan menyukainya? Jeong Jun melihat hasil lukisan Yeong Hui dan mengangguk. Ia yakin bahwa Yeong Ok akan sangat-sangat suka.

Keesokan harinya Yeong Hui mempersiapkan diri untuk kembali ke Seoul pagi-pagi sekali. Yeong Ok dan Jeong Jun mengantarnya ke bandara dan menitipkan ia pada seorang pramugari. Sepulang dari bandara, Jeong Jun mengajak Yeong Ok ke rumah mobilnya dan menyuruh kekasihnya untuk masuk duluan karena ia akan membeli kopi.

Saat Yeong Ok memasuki rumah mobil dan membuka tirai yang menutupi cahaya, ia baru melihat puluhan karya lukisan Yeong Hui yang sengaja digantung berkeliling oleh Jeong Jun. Ternyata Yeong Hui benar-benar memiliki bakat. Semua lukisan orang-orang di desa berhasil diselesaikannya. 

Yang membuat Yeong Ok tak dapat menahan tangis adalah ada lukisan dirinya sejak usia 14 tahun hingga 38 tahun. Saat itu narasi menjelaskan bahwa Yeong Hui selalu melukis saat ia kesepian dan saat ia merindukan Yeong Ok, saudara perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi. Bersama dengan sedu sedan Yeong Ok yang dilanda rasa bersalah kepada saudaranya yang down syndrome, saya yakin ribuan penonton episode ini juga berlinang air mata seperti saya.

Ada lagi kalimat yang diucapkan Yeong Ok pada Jeong Jun yang membuat hati sedih: "Aku selalu merasa hidup ini tak adil padaku karena aku memiliki saudara yang down syndrome. Tapi jika hidup ini tak adil padaku, lebih-lebih lagi yang dirasakan Yeong Hui." Kalimat ini menunjukkan bahwa walaupun Yeong Ok sering putus asa dengan kondisinya, ia selalu menyadari bahwa hanya dialah yang dipunyai oleh Yeong Hui.

Yeong Ok juga seolah mengucapkan pesan pada semua penonton, bahwa di saat kita merasa bahwa kita adalah korban dan satu-satunya yang bernasib malang, sebetulnya masih ada yang lebih malang dari kita.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun