**
Aku dan Dewi sedang keranjingan menulis. Kami mengikuti komunitas penulis yang sama. Komunitas yang digawangi oleh penulis multitalenta, mbak Ririn, yaitu Komunitas WIN alias Wong Indonesia Nulis.
Komunitas WIN mengadakan berbagai kelas menulis dan bekerjasama dengan banyak penerbit. Salah satu penerbit itu adalah penerbit Tiga Serangkai.
Penerbit yang berkantor di Solo ini menerima naskah buku pengayaan, yaitu buku penunjang buku utama yang digunakan oleh siswa di sekolah.
Pada saat itu, syarat untuk menerbitkan buku pengayaan di penerbit Tiga Serangkai adalah memiliki sertifikat penulis. Ujian sertifikasi diselenggarakan oleh LSP-PEP (Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis Editor Profesional) dan komunitas WIN membantu mengkoordinir penulis yang ingin ikut ujian. Jadilah aku dan Dewi mendaftar juga sebagai peserta ujian.
Manfaat ikut ujian sertifikasi penulis? Kita akan dimudahkan untuk menerbitkan buku di beberapa penerbit. Khususnya untuk buku pengayaan. Bagi penulis yang menulis buku umum atau buku non-pengayaan tidak usah khawatir, karena sertifikat penulis tidak menjadi syarat untuk menerbitkan buku umum.
Jadi begitulah, akupun menyiapkan diri untuk ujian. Aku belajar bahasa baku dan tidak baku, belajar menjadi editor untuk materi self editing, dan juga belajar membuat daftar pustaka yang benar. Sebenarnya sebagai seorang PNS sekaligus peneliti, menulis dan membuat daftar pustaka adalah makanan sehari-hari, namun tetap aku harus mempersiapkan diri dengan baik jika ingin lolos dalam ujian sertifikasi penulis ini.
**
Pada hari H, saat istirahat makan siang aku pamit kepada atasan langsung untuk mengikuti ujian di rumah. Ujian sertifikasi penulis akan dilaksanakan secara online melalui aplikasi zoom. Aku berdoa agar koneksi internet lancar jaya.