Kepo adalah kata yang baru muncul 2-3 tahun belakangan ini seiring dengan maraknya media sosial. Kepo artinya mau tau aja urusan orang. Sekecil-kecilnya.
Kepo juga sering diasosiasikan sebagai singkatan dari Knowing Every Particular Object. Tapi menurut mas Ivan Lanin yang ahli Bahasa Indonesia itu, kepo yang sering kita gunakan itu bukan terkait dengan Bahasa Inggris yang tadi, melainkan serapan dari Bahasa Hokkian, kaypo.
Arti si kaypo ini lebih mendekati dengan kepo yaitu selalu pengen ikut campur dan selalu penasaran dengan masalah orang.
Nah, kembali ke judul, mengapa kekepoan bisa menjadi sebab timbulnya dusta?
Kepo pada hal-hal biasa mungkin bisa dimaklumi dan dijawab apa adanya, ya? Misalnya masak apa hari ini bu? Masak pecel lele. Liburan kemarin kemana aja bu? Di rumah saja.
Namun seringkali kadang manusia lupa batas-batas privasi dan bertanya di luar batas. Misalnya bertanya tentang hal-hal yang tidak ingin dibicarakan oleh seseorang.
Saya beri contoh 4 pertanyaan kepo to the max seperti di bawah ini:
1. Bu ... suaminya kok nggak pernah kelihatan? Apa dinas luar, tapi kok lama?
2. Bu ... saya dengar anak ibu nikah dini, ya? Kok tidak dipestakan di rumah?
3. Bu ... bagaimana kabar anak ibu yang nikah dini? Tinggal di mana sekarang dan kerja apa?
4. Bu ... kemarin kok saya lihat ada tamu wanita cantik ke rumah ibu, itu siapa?