zaman dahulu kala sangat berarti. Terutama saat masih sekolah dan sekolahnya mulai dari Senin sampai Sabtu.
Malam Minggu diKarena sekolahnya enam hari, tentunya hari Minggu menjadi hari yang sangat ditunggu-tunggu. Dan Sabtu malam atau biasa disebut malam Minggu, saatnya mama dan papa ngajak jalan-jalan. Pas zaman kecil banget cuma pergi ke pasar malam kampung dah seneng banget. Gedean dikit ke mal belanja mingguan atau sekadar cucimata dan makan di luar.
Saat sudah seumuran SMA atau kuliah gitu, malam Minggu juga merupakan malam sakral saat-saat diapelin cowok. Saya sih nggak pernah pacaran di masa-masa itu, tapi kadang ada teman yang datang ngobrol di malam Minggu. Saya baru mengalami malam mingguan sama cowok itu setelah bekerja. Pergi nonton atau makan di luar.
Pokoknya malam Minggu itu sesuatu, deh.Â
Apalagi masa di mana stasiun televisi cuma ada TVRI. Malam Minggu adalah saat-saat menunggu acara TV paling dinanti yaitu pemutaran Film Cerita Akhir Pekan. Pemutarannya kalau tidak salam pukul 22.00 WIB setelah Dunia Dalam Berita (bener ndak ya ingatan saya, atau lebih malam lagi?).
Film cerita akhir pekan biasa memutar film layar lebar yang sudah habis masa tayangnya di bioskop. Nontonnya semangat karena tanpa iklan dan besoknya kan hari Minggu jadi bebas nonton sampai malam hari. Hari Seninnya bisa jadi bahan obrolan bersama teman-teman di sekolah. Wekekekk...nuansa zadoel banget beda dengan anak zaman sekarang yang kalau ngumpul joged tiktok.
Saat sudah menikah dan punya anak, malam Minggu masih menjadi sesuatu. Malam Minggu masih menjadi pilihan kami untuk pergi makan di luar atau membeli berbagai kebutuhan anak-anak.
Malam Minggu baru kehilangan keistimewaannya saat kovid melanda dan kebijakan social distancing dijalankan.Â
Nggak ada lagi acara jalan-jalan keluar. Malam Minggu cukup di rumah dengan HP masing-masing. Bahkan pelan-pelan, malam Minggu seolah tidak ada gregetnya lagi. Sama saja dengan malam lainnya, bahkan kadang terlupakan.Â
Bagaimana tidak, dua tahun lebih kita diimbau untuk #dirumahaja. Walau sekarang prokes sudah tidak ketat lagi, bahkan masker juga sudah boleh dilepas, namun malam Minggu belum kembali menjadi saat paling favorit yang selalu ditunggu. Paling tidak di keluarga saya seperti itu, entah di keluarga lain.
Contohnya sekarang ini malam Minggu. Saya berbaring di kasur mengetik artikel ini di aplikasi note HP saya. Dua anak saya di kamarnya masing-masing dengan gawai mereka. Papanya keluar sejak sore karena ada kawannya dari luar pulau yang mau diajak keliling kota.
Saya merindukan masa-masa gembira di malam Minggu, sepulang jalan-jalan dengan mama papa saya, lalu menunggu dengan setia Film Cerita Akhir Pekan diputar. Kalau terlalu ngantuk dan mau tidur dulu, harus pesan ke mama atau kakak.
"Nanti bangunin aku ya, kalau filmnya sudah mulai."
Dan lalu marah-marah paginya ketika menyadari malamnya tidak terbangun dan kelewatan nonton filmnya. Harus menunggu satu pekan lagi untuk menonton film cerita akhir pekan!
Saya tersenyum terkenang masa lalu. Hiburan zaman dahulu sungguh murah meriah dan sederhana. Nonton ramai-ramai sekeluarga sambil saling berkomentar seenak hati. Kalau filmnya sedih, bisa saling olok-olok kalau ketahuan ada yang nangis.
Aah, rupanya sendirian di malam Minggu membuat saya melow dan terkenang masa kecil saya. Bagaimana dengan Anda? Yang seumuran pasti masih relate dengan apa yang saya bicarakan, kan?
Selamat menikmati malam Minggu, buat Anda yang sedang sendirian maupun sedang bercengkrama dengan keluarga. Happy week end.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H