Ide menyelenggarakan Ramadan Fair sudah bergulir jauh sebelum bulan suci tiba. Semua bermula ketika Kepala Bidang Usaha organisasi Dharma Wanita kantor kami mengundurkan diri. Harus ada yang bersedia menggantikan posisinya.
Melalui rapat singkat sekretaris dan ibu ketua DW, diusulkan beberapa nama. Saya sebagai sekretaris mengusulkan nama yang menurut saya pantas dan mampu mengemban tugas sebagai Kabid Bidang Usaha. Tak berpikir lama, bu ketua menyetujuinya.
Walau awalnya tak menyangka akan terpilih dan sempat keberatan, namun Kabid Usaha yang baru ini sudah menunjukkan semangatnya sejak hari pertama ditawari jabatan tersebut. Ia mengirimkan beberapa idenya untuk kemajuan DW. Salah satu idenya adalah berjualan takjil di kantin kala bulan puasa.
Gayung bersambut dengan antusiasme ibu ketua DW, yang kemudian menyampaikan pada Kepala Balai mengenai rencana tersebut. Pak Kepala Balai menyetujui dan mendukung kegiatan ini. Berbagai rapat dilakukan, juga diskusi internal antara Kabid dan anggota Bidang Usaha, hingga kami mencapai titik ini. Sepekan lebih sudah Ramadan Fair berlangsung.
Persiapan, Pengguntingan Pita dan Penyelenggaraan Ramadan Fair
Selama ini kantin dikelola oleh Koperasi kantor. Tiap bulan Ramadan kantin tutup dan tidak digunakan. Peluang ini yang dilihat oleh organisasi DW untuk memanfaatkan 'rehat'nya kantin selama bulan puasa.
Beberapa hari menjelang launching Ramadan Fair, spanduk dipesan. Ruangan kantin dibersihkan dan dihias. Meja panjang yang ada di kantin digunakan untuk tempat menghidangkan barang dagangan. Tak ketinggalan umbul-umbul, kertas minyak berbagai warna, pot bunga, memeriahkan ruangan kantin.
Selain tempat disiapkan, Kabid Usaha DW bergerak menghimpun produsen. Siapa saja yang bisa dan mau berjualan di Ramadan Fair, serta bagaimana mekanismenya. Bagaimana pengaturan agar ibu-ibu produsen dapat menyetok barang setiap hari atau bergantian. Dan diusahakan tidak ada menu yang sama tiap harinya.
Pada hari H, Kepala Balai menggunting pita sebagai tanda dimulainya kegiatan Ramadan Fair. Setelah menggunting pita, Kepala Balai memasuki stand untuk melihat sendiri dagangan yang dijual dan memesan beberapa menu. Ibu Ketua DW mendampingi beliau.
Produsen dan Menu Andalan