Dear Kompasianers, berapa persen dari Anda semua yang bekerja di bidang yang dikuasai, mencintainya dan happy melakukan pekerjaannya?
Semoga saja persentasenya cukup tinggi. Karena tak ada yang lebih menyenangkan dengan bekerja sesuai kapasitas, sesuai bidang dan sesuai dengan passion kita. Pastilah kinerja semakin baik dari hari ke hari. Effort yang dikeluarkan maksimal dan pencapaian output pun demikian.
Tapi bagaimana jika kita terjebak pada pekerjaan di lingkungan dan bidang yang kurang kita kuasai?
Sebelumnya mungkin Anda bertanya, memangnya ada yang seperti itu? Tentu saja ada.
Sistem jenjang karier di sebuah kabupaten, sebut saja kabupaten X, kalau tidak ingin menggeneralisir semua kabupaten, konon seperti itu.
Beberapa tahun yang lalu saya melakukan sebuah penelitian stakholders kehutanan yang mengharuskan saya berhubungan dengan seorang kepala seksi/bidang di dinas kehutanan di Kabupaten X.
Waktu itu masih ada dinas kehutanan di kabupaten ya, sekarang urusan kehutanan menjadi urusan provinsi jadi di daerah tidak ada lagi dinas kehutanan. Yang ada hanya KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) yang wilayahnya biasanya lebih dari satu wilayah administrasi.
Kembali ke kepala seksi/bidang yang saya sebutkan tadi. Suatu kali saya tidak dapat menemui beliau di kantor dinas kehutanan. Ternyata beliau dipindahkan ke kantor dinas sosial.
Saya sih tahunya background beliau adalah kehutanan dan memang pengetahuannya tentang kehutanan sudah sangat baik, karenanya saya puas memakai beliau sebagai narasumber.
Sejak beliau pindah ke dinas sosial, maka hubungan kerjasama kami berakhir. Saya kemudian berhubungan dengan pengganti beliau di dinas kehutanan.
Lalu bagaimana dengan kinerja beliau di dinas sosial? Saya tidak tahu. Saya hanya ingin memberikan ilustrasi bahwa bekerja di bidang yang tidak kita kuasai itu mungkin saja.
Tapi karena sistem mengharuskan seperti itu, kita sebagai manusia yang dikaruniai otak untuk berpikir, tentu harus memikirkan cara bagaimana agar dapat bertahan bekerja di lingkungan yang sama sekali baru untuk kita.
Sama dengan kantor saya yang karena satu dan lain hal harus berganti tupoksi, sehingga semua staf harus dengan cepat beradaptasi pada kondisi yang serba baru.
Nah, bagaimanakah cara bertahan bekerja di lingkungan dan bidang yang kurang dikuasai?
Coba simak berikut ini:
1. Move on dari pekerjaan/tupoksi pekerjaan lama
Pertama, kita harus move on dulu dari pekerjaan yang lama. Harus benar-benar dipahami bahwa pekerjaan yang baru memiliki perbedaan spesifikasi dengan pekerjaan yang lama.
Ini mengurangi komentar-komentar seperti: kalau dulu tidak begitu, kalau dulu enak karena... Please move on dan siap memelajari bidang tugas yang baru.
2. Baca semua informasi tentang pekerjaan baru Anda
Agar Anda mulai terbiasa dengan tupoksi yang baru, tidak ada jalan lain selain banyak belajar dan banyak membaca. Belajar membuat Anda pelan-pelan akan memahami ritme dan substansi pekerjaan yang baru.
3. SabarÂ
Pekerjaan yang baru mungkin membuat Anda merasa tidak sabar, lalu tidak puas.
Milikilah kesabaran yang berlipatganda. Sabar saat bos Anda pun memiliki informasi yang serba terbatas saat Anda menanyakan sesuatu yang tidak Anda ketahui. Sabar saat keadaan berubah menjadi lebih buruk dari yang Anda harapkan. Sabar juga saat memelajari sesuatu yang baru dan Anda tidak juga memeroleh clue untuk memahaminya.
4. Sadari bahwa semua butuh proses
Anda butuh proses, demikian juga kawan-kawan Anda. Bicarakan kesulitan-kesulitan Anda dengan teman yang Anda rasa dapat diajak diskusi dan memberikan vibes yang baik untuk perkembangan berpikir Anda. Diskusi akan mengurai benang-benang kusut di kepala Anda.Â
5. Berdoa dan Miliki Keyakinan bahwa Hal Ini Tak Selamanya
Berdoa akan membuat Anda tenang. Segamang apa perasaan yang Anda rasakan, tenangkanlah dengan berdoa.
Setelah Anda berusaha yang terbaik, serahkan semuanya pada Allah untuk mengatur sisanya. Kesulitan-kesulitan yang Anda temui tidaklah selamanya. Semua pasti akan ada akhirnya.
6. Motivasi dan Semangati Diri Anda pada Setiap Pencapaian yang Anda Peroleh
Sudah memelajari satu dokumen, sudah menguasai cara pembuatan proposal yang baru, sudah berhasil membuat presentasi yang runut, sudah berhasil menyelenggarakan FGD dengan banyak masukan ide-ide baru--hargai capaian yang Anda peroleh. Selalu semangati diri sendiri dengan kalimat afirmasi bahwa Anda bisa, Anda pasti bisa.
Lambat laun, Anda akan memahami pekerjaan baru Anda, dan menjadi expert di bidangnya.
Kunci dari semua poin di atas adalah bukalah diri dan pikiran terhadap semua masukan. Jangan anti kritik dan milikilah jiwa besar.Â
Mari belajar dan bertumbuh bersama-sama. Karena Anda bisa, Anda pasti bisa, dan Kita semua pasti bisa.
Salam.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H