Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Radang Tenggorokan Sama dengan Covid-19? Sama dengan Zaman Edan Kalau Kata Saya

17 Februari 2022   15:17 Diperbarui: 17 Februari 2022   15:26 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yo sama aja itu! Gejalaku waktu kena covid tahun lalu kayak gitu!"

"Bro, gejala DBD dan tipus itu sama lho," ucap saya.

"Lhaiya makanya tes biar ga sekadar berasumsi."

Iya benar juga. Tapi dokter tidak merekomendasikan antigen sama sekali. Jadi saya nurut dokter, nggak mau nurut orang-orang yang bilang berdasarkan pengalaman karena pengalaman kan bisa beda.

Saya cek salah satu grup sekolah...ehhh banyak yang lagi isoman. Mereka bilang mereka radang tenggorokan tapi diswab positif.

Ini seolah menjustifikasi teori teman saya yang chat tadi itu bahwa radang tenggorokan sama dengan covid. Blaik...apa benar seperti itu?

Dulu sebelum zaman covid saya pernah alami gejala yang sama. Radang tenggorokan juga, minum obat sembuh. Izin nda masuk kantor seperlunya saja.

Semoga radang tenggorokan ini nggak sama dengan covid ya. Karena beda aturan walau sama2 mudah menular. Radang tenggorokan berasa sehat dikit sudah bisa masuk kantor. Kalau covid ya harus isoman beberapa hari.

Semoga alat antigen maupun pcr bisa membedakan virus covid dengan virus radang tenggorokan, virus influenza, atau virus-virus lainnya. Janganlah apa yang seharusnya sakit radang tenggorokan biasa menjadi "dicovidkan" karena alasan-alasan yang tidak masuk akal. Itu namanya sih zaman edan, kalau semua penyakit dicovidkan.

Terakhir semoga virus covid lekas lenyap...atau kalau tidak bisa, ya segera turun level. Dari yang sangat ditakuti...sampai dibikinin level2 ppkm...menjadi biasa2. Ada yo karepmu, karena semua sudah punya perisai. Apakah itu dari vaksin atau obat canggih yang kelak ditemukan para peneliti terbaik. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun