Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Rencana Mau Ngapain? Jualan Tulisan Saja di Kompasiana

5 Februari 2022   13:23 Diperbarui: 5 Februari 2022   13:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pensiun Rencana Mau Ngapain? (Sumber: Pexels/Anna Shvets)

Ini termasuk bisnis kelas atas yang mainnya sudah di bilangan lebih dari enam digit ya. Sistemnya hanya dengan menanamkan investasi di sebuah lahan. Nanti tiba masanya bibit terjual, teman terima bagi hasilnya. Sepertinya mudah tapi ya harus main modal besar serta berbekal kepercayaan antar pihak yang terlibat.

4. Bisnis jual beli cctv

Salah seorang teman bisnis jual beli dan pemasangan cctv. Menariknya, bisnisnya laris. Saat pandemi, selain masih menerima pesanan cctv, ia melebarkan sayap berjualan barang-barang seperti alat pengukur suku. Ini pun hasilnya bak jualan kacang goreng. Kunci teman saya ini, pandai menangkap peluang.

5. Bisnis berjualan madu

Salah seorang teman merintis usaha penjualan madu. Awalnya karena pekerjaan kantor ia terhubung dengan seorang produsen madu di daerah, lalu mereka bekerja sama. Teman saya menjadi semacam tenaga pemasarannya. Belakangan ia terlibat juga di bidang produksinya.

Saya Jualan Apa?

Saya harus jualan apa? Menelusuri track record pengalaman berjualan, terus terang hasilnya kurang glowing. Saya pernah jualan baju. Drop-dropan pertama laris manis, drop-dropan kedua sudah agak macet, drop-dropan ketiga sudah banyak barang nggak laku. Sekarang setelah saya renungkan, itu karena saya tidak lincah mengembangkan pasar. Seharusnya di penjualan kedua dan ketiga, saya menawarkan barang ke sirkel yang berbeda. Tapi yang saya tawari hanya orang itu-itu saja, yang sudah beli barang dari saya. Yah, memang seperti kurang berbakat untuk berjualan.

Saya juga pernah dan masih jualan buku. Tapi posisinya sebagai dropshipper ya. Artinya saya hanya promosi saja, nanti kalau ada yang tertarik beli, barang dikirim dari alamat supplier. Pekerjaan sampingan sebagai dropshipper buku sebetulnya menyenangkan, tapi saya kurang rajin promo. Akibatnya yang beli buku hanya satu-dua saja tiap saya promo. Malahan lebih banyak buku saya beli sendiri karena saya hobi membaca. Angeeel...wis to angeel.

Tapi kalau mau ditelaah lagi dengan jeli, ternyata ada satu bakat saya dalam berjualan. Yaitu berjualan tulisan. Betul, menulis itu termasuk berjualan juga jatuhnya.
Saat remaja saya mengirimkan a.k.a menjual naskah cerpen ke sebuah majalah remaja. Redaksi majalah tersebut tertarik, lalu memuat cerpen saya di dalam majalahnya. Bisa dikatakan, redaksi majalah tersebut membeli jualan saya yang berupa tulisan.

Beberapa kali saya mencoba berjualan naskah ke beberapa koran atau majalah cetak, dan jualan saya laku. Sayangnya saya memang agak jarang berjualan, jadi hasil dari jualan tulisan ini belum terlalu menggembirakan. Tapi sudah cukup menyenangkan hehehe. Ah, piye sih.

Zaman berganti dan media cetak banyak yang collaps. Saya pun mencoba berjualan tulisan secara online. Hanya saja karena effortnya kurang besar ... hasilnya masih jauh dari harapan.

Jualan Tulisan di Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun