Aku tahu apa maksudnya. Dara menyesal telah bermain api dengan Miskan. Tapi aku tahu bahwa Dara benar-benar telah mengubur kisahnya bersama Miskan. Maka siapapun yang mengorek kisah masa lalu tersebut dengan mengirimkan chat, sungguh sangat jahat.
Kepala mbak Marni, sekretaris bos, nongol di pintu ruangan Dara.
"Bos sudah menunggu di ruang rapat. Saatnya presentasi proposal," ucap mbak Marni.
"Oh, sudah waktunya?" aku melirik arloji di tangan. Lalu melirik Dara yang masih belum fokus.
"Kami segera datang," ucapku pada mbak Marni yang segera pergi setelah mengangguk.
"Bagaimana, Dara? Kamu siap presentasi?" tanyaku. Aku tahu proposal Dara sudah siap dua hari yang lalu. Juniorku itu selalu gercep setiap ada tugas dari bos. Hal itu membuatnya disayangi bos.
"Bagaimana mungkin aku presentasi dalam kondisi begini, Kak Syanne?" ucap Dara. Dari dulu, Miskan adalah kelemahannya.
"Presentasi ini sangat penting. Lagipula proposalmu kan sudah jadi. Tinggal dibawakan saja," ucapku.
Tiba-tiba Dara mengemas laptop dan berkas di atas mejanya. Memasukkan semuanya dengan tergesa ke dalam tasnya yang besar. Ia berdiri seolah-olah mau kabur.
"Kak, tolong sampaikan pada bos. Ada hal mendesak. Aku harus pergi."
Tanpa menunggu jawabanku, Dara segera meninggalkanku.