Hai, hai ... mungkin membaca judul tulisan saya, sebagian pembaca akan mencebik dan bilang: Aaah ... resolusi sudah lama lewat. Bukankah Januari sudah hampir usai?
Komentar itu tak sepenuhnya dapat disalahkan. Memang pada umumnya sebuah resolusi diikrarkan pada awal tahun. Yah, kira-kira mulai tanggal 1 Januari sampai dua minggu pertamalah. Tapi boleh dong beda sedikit.
Saya termasuk orang yang gemar membuat resolusi. Biasanya saya menuliskannya di tanggal 31 Desember di file dalam laptop. Lalu tiap akhir tahun setahun setelah menuliskan resolusi, saya akan menilai sendiri pencapaian resolusi tersebut. Jarang yang 100%, seringnya dapat nilai jeblok ... bahkan pernah hanya 50 saja. Kalau dihitung-hitung, sudah lebih 10 tahun saya rajin menulis resolusi.
Tahun 2022 ini entahlah saya merasakan keengganan yang luar biasa menulis resolusi. Namun sebenarnya saya tetap punya keinginan menulis resolusi. Dan ternyata di Kompasianalah akhirnya saya menuliskan dua buah resolusi di sini dan di situ. Di artikel yang sedang saya tulis ini, saya akan menambahkan satu lagi resolusi, jadi akan menjadi tiga resolusi saja untuk 2022.
Resolusi-resolusi tersebut adalah:
1. Di bidang kesehatan: minum air putih delapan gelas perhari
2. Di bidang sosial budaya: mengajari anak-anak saya bahasa Jawa
3. Di bidang literasi: menamatkan baca dua buku baru setiap bulan
Cukuplah tiga resolusi tersebut. Kalau biasanya saya menulis sederet resolusi dan mencapai tak lebih dari 70%nya saja, tentu lebih masuk akal jika saya membuat resolusi yang lebih sedikit dengan harapan tingkat ketercapaiannya adalah mendekati 100%.
Bagaimana kiat saya untuk mencapai resolusi tersebut selama 29 hari ini?Â