Minum delapan gelas perhari harus dimulai dengan minum dua gelas di pagi hari. InsyaAllah kalau yang dua gelas itu tidak lupa, selanjutnya juga akan ingat menuntaskan hingga delapan gelas. Sejauh ini masih aman. Hanya saja saya memang mengurangi minum jika sedang bepergian jarak jauh. Malas pipis-pipis kalau tidak di rumah sendiri. Untungnya sih, jarang pergi-pergi.
Mengajari anak-anak berbahasa Jawa sudah saya komunikasikan dengan mereka dan sambutannya cukup antusias. Tapi tentu saja saya tidak memaksakan. Kiat saya hanya mengajak bicara mereka dalam bahasa Jawa setiap kali makan bersama di meja makan, sambil mengajarkan beberapa kosa kata baru. Iya, berbicara saat makan itu memang kurang baik, namun kapan lagi bisa bareng anak-anak kalau tidak di meja makan.Â
Menamatkan dua buku baru setiap bulan. Resolusi ini saya cetuskan setelah resolusi tahun kemarin tak tercapai. Tahun 2021 dengan arogan saya merasa sanggup menamatkan 1 buku baru setiap minggu dan akan menamatkan 52 buku dalam setahun. Plus ditambah menuliskan review buku tersebut di goodreads. Wow, semangat ugal-ugalan yang tidak didukung dengan kemampuan baca yang justru semakin menurun. Saya hanya berhasil menulis 9 review buku, itu artinya hanya 17% dari total target 52 buku. Aiih memalukan sekali, ya!
Maka dengan penuh rasa tahu diri, target atau resolusi bacaan saya kurangi sampai 50%nya. Dua buku perbulan artinya dalam setahun saya akan menamatkan 24 buku untuk dibaca. Alhamdulillah di bulan Januari ini saya sudah mencapai target membaca 2 buku yaitu novel "Ze, Pengantin Koboi", dan "Aroma Karsa". Keduanya karya penulis perempuan Indonesia Ifa Afianty dan Dewi Dee Lestari.
Novel yang pertama berkisah tentang seorang gadis yang menemukan jodohnya secara ajaib. Ifa Afianty menuliskan novelnya dengan bahasa gaul yang segar. Novelnya renyah ada lucu-lucunya dan ada mengharukannya. Cocok dibaca untuk penikmat literasi yang nggak mau terlalu mikir dan butuh novel buat hiburan.
Aroma Karsa punya Dee, ditulis dalam bahasa sastra yang serius. Berkisah tentang keserakahan seorang perempuan yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya. Ditulis oleh Dee dengan didahului riset tentang dunia parfum, industri, bunga anggrek, dan legenda di Gunung Lawu. Sungguh walaupun novelnya setebal lebih 600 halaman, membacanya sangat mengasyikkan. Bahkan usai membacanya saya masih gagal move on beberapa hari, penasaran apa yang terjadi selanjutnya dengan Jati Wesi dan Suma, dua tokoh utama dalam cerita Aroma Karsa.
Resolusi bukan buat lomba-lombaan, atau buat gaya-gayaan. Bagi saya membuat resolusi adalah cara untuk menjadi bahagia. Karena saya suka menantang kemampuan saya sendiri untuk memenuhi target yang saya rancang sendiri. Kalau tercapai alhamdulillah, nggak tercapai ya no punishment juga. Namanya juga dari diri sendiri dan untuk diri sendiri.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H