Menulis di sebuah portal online, tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya. Tapi setelah menjalaninya, rasanya campur-campur. Antara bersemangat, kadang ogah-ogahan, kadang penasaran, kadang gemas tak keruan.
Perjalanan hobi menulis saya, sangat berliku dan penuh tantangan. Itu semua berawal dari rasa penasaran tiap mendapat celens (challenge) menulis sesuatu yang baru di kelas menulis yang pernah saya ikuti. Dan setelah saya pikir-pikir, tak lepas dari pengaruh guru nulis saya waktu itu, mbak Nurhayati Pujiastuti.
Dulu dalam kelas-kelas nulisnya, beliau selalu mendorong kami para siswanya untuk mencoba genre baru. Cerpen majalah Bobo, cerpen majalah Gadis, cerpen Femina, cerpen koran, semua disuruh coba. Tiap ada rubrik atau artikel yang menerima naskah dari luar dan memberikan  honor, mbak Nur selalu mendorong kami untuk mencoba mengirimkan naskah.
Secara tidak langsung, mbak Nur mendidik kami untuk menjadi penulis multigenre seperti dirinya. Pada akhirnya tidak semua siswa bisa berhasil, namun kami berkembang dengan kekhasan masing-masing.
Didikan untuk bisa menulis multigenre itu menjadi pegangan saya, ketika menerima tawaran kakak ipar untuk menulis di sebuah portal online. Tak tanggung-tanggung, saya menjalani prosedur untuk secara resmi menjadi conten creator (cc) sebuah portal wisata.
Menulis artikel wisata berbekal laptop dan jaringan internet, tanpa harus traveling kemana-mana. Itulah kerjaan saya kemudian. Saya menulis kembali deskripsi lokasi-lokasi wisata, saya membahas resep masakan khas suatu daerah, bahkan membagikan tips-tips tentang berbagai hal. Tentu saya kerjakan di sela-sela pekerjaan utama saya sebagai ASN.
Bisa? Serius bisa?
Y ... yya ... bisa. Tapi tidak bisa maksimal. Ada kalanya saya harus bolong-bolong. Kadang nyetor kadang enggak. Tergantung kesibukan kantor.
Masalahnya portal di mana saya menjadi cc adalah portal baru yang harus menggenjot perolehan page view (pv)/berapa kali dibaca orang. Ada target yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi target tersebut, cc harus menulis 10 artikel setiap harinya.
Apppaaaa? 10???
Iya betul, 10 artikel. Dengan iming-iming capaian penghasilan mencapai puluhan juta, tergantung pv yang bisa dicapai.
Aiiih ... terus terang walau kerja bagai kuda, saya tak pernah mencapai target nulis 10 artikel sehari. Capaian paling fantastis adalah saat hari libur, 6 artikel.
Dengan ritme kerja saya yang tidak maksimal, capaian perolehan cuan di bulan pertama bekerja sebagai cc adalah Rp292. Maksudnya dua ratus sembilan puluh dua ribu ya, Mbak?
Enggakkkk! 292 rupiah! (Masih banyakan K-Rewards Kompasiana, ya? Hehehe).
Itulah mengapa ketika dalam suatu percakapan dengan sahabat saya yang saya ledek ratu konten, dia membalas telak dengan meledek saya sebagai budak portal. Saya hanya bisa meringis kecut.
Kenapa saya tidak resign saja?
Nggak. Saya nggak akan resign sendiri kecuali pihak portal yang memecat saya. Karena pada dasarnya, saya mencintai pekerjaan menulis. Dan menulis artikel pendek-pendek di sebuah portal online, cukup menarik dan seru. Saya juga berpikiran positif bahwa tulisan saya dapat memberi manfaat bagi orang yang membacanya. Karena itu saya bertahan hanya menulis hal-hal penting dan informatif. Semoga akan selalu demikian.
Jadi budak portal? Mungkin tak semiris itu istilahnya. Bisa jadi kelak si budak akan memperoleh jutaan rupiah dari portal tempatnya mengabdi. Dari budak jadi sultan, Aamiin yra. Bukan tidak mungkin, kan?*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H