Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku dan K-Rewards Pertamaku

14 Agustus 2021   22:43 Diperbarui: 14 Agustus 2021   22:59 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aku dan K-Rewards Pertamaku (Sumber: pexels)

Akhir-akhir ini pembicaraan mengenai K-Rewards tampak mengemuka di Kompasiana. Pernah kubaca akun penulis yang K-Rewardsnya selalu tinggi (auto ngiler), di sisi lain pernah kubaca juga penulis yang memertanyakan K-Rewardsnya belum diterima, di sisi yang lainnya lagi ada penulis yang menasbihkan diri menulis bukan untuk K-Rewards. Macam ragam K-Rewards membuat aku ingin menulis juga tentang hal ini.

Seperti pernah kuceritakan di salah satu postingan, bahwa aku gabung di K sebenarnya sejak 2015, zaman belum ada K-rewards. Namun saat itu karena kesibukan studi, aku mandeg nulis sehingga akunku terlantar dan mati.

Tahun 2020 aku bikin akun baru, akun yang ini maksudku. Akun baru ini baru kuisi April 2021 saat ikut pelatihan penulisan semi popular. Nah, setelah itu ada event Samber di bulan Ramadhan, tepatnya di bulan Mei.

Ikutlah aku event Samber, walaupun ndak bisa tiap hari, tapi lumayanlah biar postingan nambah dan banyak hadiahnya pula. Saat pengumuman pemenang hadiah di akhir event Samber, ternyata tak satu hadiahpun aku sabet. Wajarlah ya, nulisnya ndak istiqomah.

Setelah itu masuk bulan Juni, kesibukan pekerjaan membuatku melupakan K. Benar-benar nggak nulis sama sekali di bulan Juni. Juli masih cukup sibuk, namun aku berhasil nulis 2 postingan di akhir Juli. Masuk Agustus, terpengaruh semangat tujuh belasan, aku pun semangat nulis lagi.

Oh iya, aku niy punya sparring partner nulis - sesama Kompasianer yang suka saling mengingatkan nulis ini itu atau lomba ini itu, namanya sebut saja Mbak Titin. Nah pada suatu hari di bulan Agustus, Mbak Titin mengirimkan skrinsut perolehan K-Rewards bulan Juli. Ada yang dapat 4 juta, dan lain-lain. Mau juga dapat empat juta, apa daya kurang paham tentang manga, hehehe. Maksudku, yang dapat 4 juta itu suka nulis tentang manga atau anime. Sudah tahu kan, siapa orangnya, ndak usah ditulis ya, nanti tambah terkenal dia, hahaha.

Setelah chit chat dengan Mbak Titin, iseng aku klik notif K-Rewards di akun K-ku. Dhuaaar, kagetku! Ternyata akutu dapat K-Rewards di bulan Mei! Iya, zaman suka nulis buat event Samber! Perolehan K-Rewardsku adalah satu juta lebih ... tapi bohong - soalnya  angka nolnya nggelundung satu hihihi.

K-Rewards Pertamaku (Sumber: dokpri)
K-Rewards Pertamaku (Sumber: dokpri)

Walaupun kecil, tapi senang juga. Cuma karena taunya sudah lewat dua bulan dari bulan Mei, aku nggak tahu apakah perolehan K-Rewards itu nyampe ke gopayku atau nggak. Soalnya aku termasuk aktif top up go pay untuk berbagai keperluan. Jadi penambahan 100.000 nggak terasa, beda kalau nambahnya sejuta. Makanya aku jadi penasaran, beneran masuk enggak. Agustus ini insya Allah dikencengin nulis biar dapat lagi.

Lah, berarti aku nulis di K, demi K-Rewards, dong? Ya, bukan demi juga sih. Simple aja kalau aku nggak dapat K-Rewards nggak papa, tapi kalau dapat ya Alhamdulillah yang kenceng. Siapa sih, yang nggak doyan duit di zaman ini?

Suatu kali ada chat dari sahabatku yang lain, seorang penulis cerita anak. Dia tertawa karena aku share postingan K ke sebuah grup blogger. Masalahnya artikel yang kushare itu tentang Cinta Segitiga, dan ilustrasinya pun film India lawas. Sahabatku ini demen nonton film-film Bollywood.

"Ngapain dikau nulis di situ? Emangnya ada duitnya?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

Maklum, kami berdua dulu sama-sama sering nulis cerita anak dan nyasarnya pasti ke media berhonor seperti majalah Bobo atau koran lokal.

Pertanyaan itu kujawab dengan antusias, karena masih kena imbas euforia K-Rewards Mei.

"Ada dong duitnya," lalu kukirimkan skrinsut K-Rewards. Awalnya dia mengapresiasi.

"Wah, ajarin dong. Itu honor satu tulisan? Lumayan," ucapnya.

"Bukan satu tulisan, tapi tulisan sebulan!" seruku.

Sebelum dia protes lagi, kujelaskan sistem pembayaran K-Rewards di K. Menjelaskan sebisaku dan sepemahamanku saja. Aku tunjukkan juga skrinsut perolehan K-Rewards di K yang menunjukkan jumlah tertinggi 4 juta.

"Wah, bagus juga. Dan lebih baik daripada nulis di platform online yang banyak adegan dewasanya," ucapnya. "Memangnya bulan Mei itu nulis berapa artikel?" tanyanya lagi.

Setelah kuhitung, ternyata aku nulis 15 artikel di bulan Mei. Jika dihitung secara kasaran saja misal langsung dibagi 102.000 dengan 15, maka didapatkan angka 6.800 per artikel. Tapi perhitungannya tentu tidak seperti itu, kan?

Tapi sahabatku sudah ngeri mengetahui nominal Rp6.800 per artikel itu.

"Ah, sudahlah mending aku bikin dan jualan konektor masker!" serunya akhirnya. Hahaha.

Ya, memang kita nulis itu tujuannya macam-macam. Ada yang sekadar passion, ada juga yang berprinsip effort yang dikeluarkan dengan mikir, ya harus dapat imbalan berupa duit.

Baik yang tujuan nulis hanya untuk sharing, karena berprinsip writing is caring, ya boleh-boleh saja. Demikian juga yang nulis untuk duit, lha wong emang dapur ngebulnya berkat kepiawaian nulis -- jelas boleh-boleh saja.

Yang penting enggak saling sambit, dunia aman damai tenteram sentausa. Yuk, nulis lagee.**

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun