Judul buku "Di Pulau Harta", merupakan seri pertama dari Lima Sekawan. Pada buku inilah pertama kalinya Julian, Dick dan Anne berkenalan dengan sepupu 'aneh' mereka, Georgina alias George.Â
Ceritanya pada liburan kali ini, ayah dan ibu tiga bersaudara itu akan liburan sendiri. Sebenarnya anak-anak akan dipesankan kamar untuk berlibur di tepi pantai - tempat yang sudah familiar karena sering dikunjungi oleh mereka.
Namun semua kamar penuh, sehingga ayah mendapat ide agar anak-anak berlibur di rumah Paman Quentin dan Bibi Fanny (orangtua George).Â
Paman Quentin sendiri sebenarnya adalah adik ayah, namun mereka memang jarang bertemu karena tinggal berjauhan. Keluarga Paman Quentin tinggal di suatu tempat yang disebut Teluk Kirrin - tepi laut juga.
Awal ketiga bersaudara itu ketemu sepupunya cukup lucu juga, karena si Georgina alias George itu suka marah-marah. Walau pada dasarnya ia adalah anak baik dan jujur.Â
Karena ketiga saudara sepupunya pada dasarnya juga anak-anak baik, George dengan cepat mengubah sikapnya. Apalagi ketika ketiga sepupunya juga menyayangi Tim, anjing kesayangan George.
Sambil bermain-main di laut, George bercerita tentang kehidupannya di Teluk Kirrin. Ia juga bercerita bahwa ia memiliki satu pulau kecil yang bernama Pulau Kirrin.Â
Pada satu kesempatan ia mengajak ketiga sepupunya ke pulaunya tersebut dengan mengendarai perahu. George juga bercerita bahwa di sekitar Pulau Kirrin ada kapal karam.Â
Tak dinyana besoknya ada badai dan angin ribut yang mengakibatkan arus gelombang laut menaikkan kapal karam itu ke Pulau Kirrin. Dan anak-anak menemukan peti rahasia di bangkai kapal tersebut.Â
George juga menemukan bahwa kapal itu adalah milik nenek moyangnya, sehingga bisa dibilang peti itu adalah miliknya. Anak-anak membawa peti itu pulang. Kira-kira apa isi peti itu? Apakah isinya harta karun?
Nah, cukup mendebarkan juga jalan ceritanya, kan? Sebagai anak SD dulu saya begitu antusias mengikuti jalan cerita serial Lima Sekawan ini. Koleksi Lima Sekawan saya juga cukup banyak walau mungkin tidak sampai 22 buku, karena beberapa dibaca dengan cara pinjam punya teman.Â