Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[KPK] Sayur Buntil Pedas dan Nikmat

1 Juli 2016   02:21 Diperbarui: 1 Juli 2016   02:48 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayur buntil yang menggugah selera (dokpri)

Indah Noing, sayur buntil, Jawa

" Anak-anak bule kok doyan sayur tumis kangkung, sayur bayam, sekarang juga doyan sayur buntil." Demikian kata pedagang sayur mayur di pasar saat ku membeli 2 ikat daun singkong. Aku sendiri yang jadi ibu dari anak-anak juga bingung kok. Menurutku selain karenacanak-anak telah mengerti manfaat sayur bagi tubuh, maka rasa sayur yang enaklah yang membuat anak-anakku doyan memakannya.

Mengenai sayuran daun singkong, biasanya kami hanya memakan daun singkong rebus bila sedang makan di rumah makan Padang. Memakannya bersama sambal hijau dan lauk pauk lainnya sungguh nikmat rasanya.

Namun suatu hari saat kami mampir ke rumah makan tradisional, aku melihat menu sayur buntil. Aduh menggoda sekali penampilannya. Aku jadi teringat dulu saat di kampung di Jawa Timur, aku sering makan sayur buntil. Ah jadi kangen ingin menikmati makan sayur buntil lagi. Akhirnya jadilah ku membeli 4 buntelan sayur buntil. Sesampainya di rumah, aku memanaskan lagi sayur tersebut dan memakannya bersama anak-anak.

Sedapnya makan pakai sayur buntil (dokpri)
Sedapnya makan pakai sayur buntil (dokpri)
"Hhhmm sayur apa nih bu? Kok rasanya enak deh" kata Dani putra sulungku.

Mendengar kata 'enak' maka dua anakku yang lainnya pun jd tertarik ingin menyicipinya, pertama terlihat mereka memicingkan matanya, namun rasanya buntil yang gurih-gurih pedas membuat mereka pun bilang enak. Akhirnya habislah cepat sayur yang memang cuma porsi sedikit tersebut.

"Sayur daun apa sih ini buu? Kok rasanya seperti daun kangkung yaa?" tanya Viki, putriku.
"Sayur ini namanya buntil, terbuat dari daun singkong bukan kangkung, beda bentuk daunnya lhoo.." jawabku.
"Singkong kata guruku adalah akar yg membesar bu, sama seperti wortel dan kentang" kata Viki lagi.

"Hhhm sepertinya begitu deh, kalian kan udah sering makan daun singkong rebus, hhhm tapi mungkin tidak tahu bentuknya sebelum direbus yaa? Baiklah kapan-kapan kita ke kebun singkong deh " kataku.

"Yeeeii, horeee" teriak ketiga anakku riang.
Saat yang ditunggu pun tiba, kami pergi ke perkebunan singkong di Bogor. Kami berjalan di pematang kebun bersama anak-anak di desa itu. Sungguh menyenangkan berada di alam desa yang menyegarkan.

Asyiknya mengunjungi perkebunan singkong di Bogor (dokpri)
Asyiknya mengunjungi perkebunan singkong di Bogor (dokpri)
Anak-anakku menyukai bentuk daun singkong yang seperti jari-jari tangan tersebut. Seorang anakku memetik setangkai daun singkong lalu memberikan padaku. Kukatakan pada mereka kalau dulu saat ku kecil sering membuat kalung dari tangkai daun singkong. Wah mereka ingin sekali mengetahui caranya. Akhirnya kubuatkan satu, lalu kuberikan pada mereka. Bagi mereka tak mudah membuatnya karena kulit ari dari tangkai selalu putus. Namun akhirnya bisa juga membuat kalung. Kukatakan juga bahwa tangkai-tangkai daun singkong bisa dibuat jadi wayang-wayangan, namun sayang aku tak bisa membuatnya.
Sekarang anak-anak pasti senang sekali bila disuruh membantu membantu memetik daun daun singkong, karena tangkainya bisa dibuat jadi kalung. Putriku ingin membuat banyak karena katanya ingin membagi ke teman-teman sekolahnya. Ada-ada saja. Ini sih termasuk mainan anak-anak zaman dulu, kalau anak-anak zaman sekarang membuat kalung dari manik-manik yang bagus-bagus bentuknya. 

Sekarang mari yuk kita membuat sayur buntil. Lucu ya namanya, kurasa berasal dari kata 'buntelan' sayur deh, karena ya memang sayur buntil terdiri dari parutan kelapa muda yang ditambah bumbu urap, petai cina,  cabai  dan ikan teri, teri medan atau ikan yang kita selerakan, lalu dibungkus daun singkong yang sudah direbus, lalu diikat dengan benang besar, menyerupai buntelan bulat bulat.Selanjutnya buntelan tersebut dikukus sampai matang lalu disiram deh dengan kuah santan berbumbu lumayan pedas karena banyak terdapat cabe rawit yang masih utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun