Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Minum Air Langsung dari Kran? PAM Jakarta Bisa!

27 Maret 2016   23:54 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jakarta suatu hari nanti penduduknya bisa minum air yang langsung keluar dari kran air PAM (foto:dokpri)"][/caption]

“Silahkan diminum airnya mas, nanti kalau kurang silahkan ambil sendiri di kran sana” kataku sambil menyodorkan air minum kepada tamu di laboratorium tempatku bekerja dulu, 10 tahun yang lalu.
 Tamu tersebut melihat keran yang kutunjukkan sambil bertanya bingung, “Seriuskah mbak, air krannya bisa dibuat minum ?”
 Kontan semua karyawan lab yang mendengar langsung tertawa, “Ehehehe, mbak Indah cuma bercanda mas, air kran itu gak bisa buat minum, kalau mau ya harus dimasak dulu”, jawab teman kerjaku.
 “Oh kupikir memang bisa diminum seperti di luar negeri” jawab tamu kami sambil tersenyum.

Pada tahun 2005 pertama kalinya aku mengunjungi Negara Hongaria, transit di bandara Changi Singapura, di sana aku menjumpai kran air yang bisa langsung diminum airnya. Pun saat transit di bandara Frankfurt pun aku menjumpai kran yang airnya bisa diminum langsung, kran-kran tersebut banyak dijumpai, biasanya di luar area toilet. Siapa saja yang ingin minum atau ingin mengisi botol minum bisa ambil di sana. Saat itulah aku yang norak menyadari betapa guyonanku kepada tamu di laboratorium dulu terasa tak lucu, karena benar katanya ada air yang bisa diminum langsung dari kran.
 Di Negara Hongaria pun banyak aku menjumpai kran-kran yang airnya bisa langsung diminum, tak hanya ada di bandara, tapi di jalan, di taman bermain, lokasi wisata, wah merasa norak banget deh, sangat iriii bingit. Ingin sekali negeriku Indonesia juga bisa seperti itu. Lebih heran lagi saat mengetahui air keran yang terinstalasi di rumah di Hongaria pun ternyata bisa diminum. Air yang sama mengalir yang diperuntukan bagi kegiatan di rumah, seperti mandi, cuci, dan toilet adalah air yang bisa diminum.

 Kebetulan dulu aku punya teman yang bekerja di Palyja, aku bertanya padanya, apakah air PAM yang diproduksi di sana bisa langsung diminum? Temanku tersebut menjawab “Bisa, kalau tak percaya datanglah ke kantor Palyja, namun bagi air kran yang mengalir di rumah tak bisa dijamin untuk langsung diminum yaa.. tetap harus dimasak terlebih dahulu”

Ah bikin penasaran. Aku ingin sekali datang, namun belum ada kesempatannya. Hingga akhirnya kubaca undangan nangkring Kompasiana bersama Palyja di kantor Palyja. PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) adalah  operator penyediaan dan pelayanan air bersih untuk wilayah Barat DKI Jakarta. Beruntungnya aku bisa ikut di acara nangkring ini, jadi bisa mencari tahu jawaban atas uneg-uneg yang menggantung di kepalaku sejak lama, sejak 2005. 11 tahun yang lalu.

Bertempat di ruang Tirta Ananta, Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1 Palyja Pejompongan, Jalan Penjernihan 1 No.1 Tanah Abang Jakarta Pusat, 30 Kompasianer siap mengikuti acara nangkring yang agendanya adalah mengunjungi instalasi pengolahan air bersih dan workshop Bersama Demi Air.

Kami para kompasianer diajak berkeliling melihat instalasi pengolahan air besih (IPA) Pejompongan. Pak Khamid dari Palyja adalah yang mendampingi kami, beliau menjelaskan secara rinci bagaimana prosesnya dari air yang kotor, kuning kecoklatan, diproses menjadi air bersih. Beliau dengan sabar menjawab pertanyaan dari kami para kompasianer.

[caption caption="Pak Khamid menjelaskan proses pengolahan air bersih kepada para kompasianer (Foto:dokpri)"]

[/caption] 

Pak Khamid menjelaskan bahwa air baku yaitu air yang akan diolah menjadi air bersih, IPA Pejompongan mendapatkannya dari bendungan Jati Luhur yang dialirkan ke sungai Kali Malang, lalu dengan pompa air yang ada di Halim akan disedot ke pipa bawah tanah hingga sampai di IPA Pejompongan dan ditampung di Ventury. Selanjutnya, air akan mengalami beberapa tahapan proses yaitu: air akan ditambahkan Aluminium Chloro Hidrat dan kapur, lalu air akan masuk ke dalam 6 accelerator dan ditambahkan zat kimia koagulant disebut proses koagulasi, sehingga terbentuk lumpur-lumpur  kecil (flok) di dalam air disebut proses Flokulasi. Flok-flok yang terbentuk akan turun mengendap di bagian bawah air disebut juga dengan proses sedimentasi, lalu air akan masuk ke 48 filter yang terbuat dari saringan pasir kwarsa lalu air mengalami filtrasi (penyaringan) turun ke 4 resorvoar di bawah tanah, 1 resorvoar menampung 8100 meter kubik air, lalu air tersebut dibubuhkan gas Chlor kalau dulu disebut kaporit sebagai desinfektan, disebut proses  Desinfeksi,yaitu mematikan kuman-kuman patogen penyebab penyakit. Lalu air akan masuk ke ruang keldher yang merupakan penampungan terakhir air bersih sebelum dipompakan ke konsumen pelanggan PAM.

[caption caption="Para kompasianer sangat antusias melihat proses air di IPA Pejompongan (Foto:dokpri)"]

[/caption]

 
Aku langsung bertanya ke Pak Khamid, pertanyaan yang selama ini menggantung dalam anganku "Pak, apakah air yang sudah diproses ini bisa langsung diminum?"
"Bisa, tadi mbak minum air gak dari dispenser di ruangan?" tanya Pak Khamid
" Iya Pak, saya minum"
" Lha itu airnya langsung dari air yang sudah di proses di sini" kata Pak Khamid
" Kalau air PAM yang di rumah saya bisa langsung diminum gak pak?" tanyaku lagi.
" Sebaiknya direbus dulu mbak, instalasi pipa air kran yang mengalir ke rumah warga itu umurnya sudah tua, kira-kira 62 tahun, kemungkinan sudah terjadi korosi, belum lagi bila ada kebocoran baik sengaja oleh orang yang ingin mencuri air ataupun memang bocor, jadi bisa terjadi kontaminasi air" jawab Pak Khamid.
Jreng, jreng jadi kusudah tahu jawabnya. Horeeee..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun