Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Minum Air Langsung dari Kran? PAM Jakarta Bisa!

27 Maret 2016   23:54 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris juga sih dengarnya kok negeri kita ketinggalan niih ama negeri tetangga deket, apalagi ama negeri tetangga jauh.
Tapi jadi gembira lagi deh, katanya Jakarta sebentar lagi juga akan punya kok air bersih yang bisa langsung diminum dari kerannya, mungkin sementara di tempat-tempat sarana umum dulu, seperti bandara, stasiun. Selanjutnya baru deh yang dialirkan ke perumahan. Wuidiiih keren eui. 

[caption caption="Air produksi Palyja sebenarnya bisa langsung diminum lhoo.. tapi sementara ini baru ada di kantor Palyja dulu yaa.. bila instalasi pipa air minum sudah diganti yang baru, maka bisa jadi warga Jakarta akan bisa minum dari keran air di rumahnya. (foto: dokpri)"]

[/caption]

Nah,air yang diolah di IPA Palyja ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang air bersih, yaitu Permenkes no.492 tahun 2010 dan juga tentang air minum adalah Permenkes 582 tahun 1995. Di IPA PAlyja ini ada ruang khusus untuk monitor pengawasan yang sudah tersentral dan terkomputerisasi, dinamai ruang DMCC (Distribution Monitoring and Control Center). DMCC Pejompongan ini adalah yang pertama ada di IPA-IPA di Indonesia. Fungsinya adalah memonitorisasi air baku, monitorisasi air curah/ olahan, kebutuhan untuk perwatan dan perbaikan. Adanya DMCC membuat sistem pelaporan jadi otomatis, yaitu tentang laporan hasil produksi dan laporan jaringan produksi.

[caption caption="Para kompasianer melihat ke ruang DMCC yang satu-satunya baru ada di Indonesia di Instalasi Pengolahan Air Bersih Pejompongan (foto:dokpri)"]

[/caption]

Nah, pasti di antara pembaca juga masih ada yang bingung yah, kenapa sih ada Palyja ada Aetra juga? Apo bedanyo?
Di Jakarta ini ada 15 stakeholders baik dari pusat ataupun daerah yang bekerja sama untuk tata kelola air, seperti Kementerian Pupera, Dinas Tata Air Jakarta,PAM Jaya, Palyja dan Aetra. Sejak 1 Februari 1997 Terbentuk kontrak kerjasama selama 25 tahun antara PAM Jaya (operator air bersih Jakarta) dengan Suez yang kini bernama PT.PAM Lyonnase Jaya (Palyja) juga dengan PT.Aetra. Di mana Palyja mengolah air di bagian barat Jakarta dan Aetra mengolah air di bagian timur Jakarta dengan sungai Ciliwung sebagai batas wilayah pelayanan. 

Bentuk kerjasamanya adalah pendelegasian pengelolaan air bersih dari PAM Jaya kepada swasta dalam bentuk kerjasama. Segala asset utilitas akan dikembalikan kepada PAM Jaya pada saat kontrak berakhir.

Tentang Tarif air Pam, sebenarnya sejak tanggal 15 Januari 2007 belum ada kenaikan tarif hingga kini, sudah 9 tahun lho belum naik-naik tarif. Tarif air bersihditentukan berdasarkan luas bangunan/persil dan peruntukannya, jadi ada kelompok pelanggannya ya...  Dan perlu pembaca ketahui air baku yang dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air bukan gratis lhoo. Palyja membelinya.

Di Jakarta ada 13 sungai, namun setelah dicek, hampir semuanya tidak ekonomis lagi untuk dijadikan air baku dan diolah menjadi air bersih. Rata-rata sungai sudah sangat tercemar, terutamanya oleh amonia dan detergen yang merupakan limbah rumah tangga, bukan limbah industri.  Hal ini disampaikan oleh Pak Budi Susilo, Directur Customer Services Palyja dalam acara workshop "Bersama Demi Air" kepada para kompasianer. Hadir pula narasumber lainnya yaitu: Ibu Meyritha Maryanie, selaku Corporate Communication and Social Responsibility Division Head Palyja, Ibu Irma Gusyani, selaku Deputy Operational, Ibu Nancy Elvina, dan Pak Toto Wirananto selaku Kepala Department Primary Construction.
[caption caption="Workshop Bersama Demi Air ini acaranya menarik, narasumber siap menjawab pertanyaan para kompasianer yang semangat banget mencecar (foto:dokpri)"]

[/caption]

Sumber air baku buat Palyja didapat dariPasokan air luar Jakarta adalah sebesar 94,3 % yaitu dari Jatiluhur 62,5%, IPA Serpong 31%, Cikokol 0.8% dan air baku tersebut bukan gratis. Sedangkanpasokan dari dalam Jakarta hanya 5,7 %, yaitu dari kali Krukut 4% dan Cengkareng drain 1,7%.

Diolah oleh 7 IPA (Instalasi Pengolahan Air), yaitu IPA 1 dan 2 di Pejompongan, IPA Cilandak, IPA Taman Kota, Distribution Central Resorvoar 4 dan 5, Instalasi Pengambilan Air Baku Kanal Banjir Barat.  Nah kini Jakarta terancam mengalami Krisis Air  Baku dikarenakan kebutuhan rakyat Jakarta akan air mengalami peningkatan.

Berdasarkan studi Pam Jaya, Dengan 10 Juta penduduk yang tinggal di Jakarta, dan diperkirakan untuk kebutuhan air kira-kira perorang butuh 100 liter/hari maka berarti butuh 26.100 liter/detik. Sedangkan Palyja dan Aetra hanya dapt memenuhi sekitar 17.000 liter/detik, sehingga mengalami defisit sebanyak 9.100 liter/detik. sehingga Palyja memiliki tantangan yang saat ini harus dihadapi yaitu mengenai tambahan air baku dan peningkatan kualitas air baku yang ada saat ini, pengembangan dan peningkatan distribusi jaringan, penanganan tindakan ilegal, sinergi multistakeholder.
Di IPA Pejompongan 1,2 dan IPA Cilandak pengolahan air bersih masih bersifat konvensional, yaitu proses pengolahan air seperti yang diuraikan Pak Khamid tadi di atas.
 Sedangkan teknologi Pengolahan air di IPA Taman Kota adalah dengan biocell, memanfaatkan mikroorganisme alami dalam proses pengolahan air minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun