Justus Sullivan adalah orang yang memberikan uang tersebut, ia sangat tertarik dengan lukisan yang dibuat Alice. Justus tahu bila mereka adalah imigran gelap, tatkala mereka melihat polisi mencari pedagang yang tak punya izin dan akan menangkap bila ada imigran gelap, maka setujulah Alice dan Ken ikut ke toko galeri seni milik Sullivan. Alice belum pernah pergi ke galeri betapa ia terpana dengan lukisan yang ada di sana, Sullivan ingin menjual lukisan Alicia di galerinya. Senanglah Alicie dan Ken mendengarnya, mereka sama sekali tak mengetahui niat jahat yang terselubung pada Sullivan.
Sullivan mengajak mereka makan malam di rumahnya, wow rumahnya keren banget, rumah impian Alice dan Ken, ada ruang home theater yang sangat disukai Ken, ada juga ruang lukis yang disukai oleh Alice.
Sullivan meminta mereka tinggal di rumahnya dan berjanji akan menjadi donatur hidup mereka. Alice dan Ken tak menolaknya, maka mulai malam itu mereka tinggal di rumah Sullivan. Mereka membeli baju-baju yang mereka butuhkan. Ken menikmati fasilitas home theatre sesuka hatinya, pun Alice bebas mengekspresikan goresan kuasnya di ruang melukis.
Mengetahui keahlian beladiri wushu Ken maka Sullivan mengajak Ken ke sebuah gym boxing milik temannya. Ken senang, ia bisa mendapatkan uang dari bertarung di gym tersebut. Hal ini tanpa sepengetahuan kakaknya Alice.
Mengetahui bakat melukis Alice yang luar biasa dan ternyata dulu Alice dan ayahnya sering melukis tiruan karya pelukis terkenal dunia, maka Sullivan meminta Alice agar membuatkan tiruan lukisan karya Van Gogh yang katanya akan ia berikan kepada temannya, namun Alice takboleh membubuhkan namanya pada lukisan tersebut. Â Awalnya Alice menolak namun akhirnya menerima tawaran tersebut, ia memandang segala kebaikan Sullivan yang telah diberikan kepadanya dan Ken.
Suatu hari di tepi pantai Seattle ditemukan sesosok mayat gadis Asia yang mungkin sudah 3-4 hari telah tewas, di kukunya ditemukan cat lukis berwarna jingga, detektif kota Seattle langsung bergerak cepat menyelidiki kasus kematian gadis misterius tersebut. Nah di sinilah makin menarik dan serunya cerita film Brush With Danger.
Film ini apiik sudut pandang pengambilan gambarnya. Dialog-dialog pun enak mengalir, kadang disisipi lelucon yang membuat penonton tertawa. Jurus-jurus wushu dimainkan dengan baik oleh Livi dan Ken tanpa memakai pemeran pengganti, mereka melakukan aksi-aksi laganya sendiri. Adegan bersembunyi dari kejaran polisi benar-benar membawa penonton merasakan bagaimana susahnya menjadi imigran gelap di negeri orang, bagaimana caranya berupaya agar bisa bertahan hidup di negeri sejuta impian yang telah banyak memberikan kesempatan imigran mewujudkan impian, Amerika.
Pembaca, kalo mo tahu lanjutan cerita Brush With Danger, nonton ajah yaaa… Film ini akan tayang di bioskop kesayanganku dan kesayangan kita semua per tanggal 26 November 2014. Pasti akan ikut merasakan bangganya karya anak negeri yang bisa tembus pasaran film Hollywood dan jadi nominasi di ajang Oscar Academy Awards ke 87.Â
Oh ya Film Brush With Danger ini di Amerika sudah tayang pada Desember 2014 lhoo.. Â sukses tayang selama 2 bulan di bioskop-bioskop Amerika. Film ke dua Livi akan tayang di Amerika pada April tahun mendatang.Saat ini Livi juga sedang merampungkan film ke empatnya. Livi berharap ia akan membuat banyak film action lagi. Ia ingin shooting filmnya dilakukan di Indonesia, dan tak menutup kemungkinan memakai aktris atau actor Indonesia menjadi pemeran di film-filmnya. Hebat kan? Semoga ya Livi Zheng tambah sukses mengharumkan nama negeri di bidang perfilman internasional.
Livi Zheng, sosok muda inspiratif ini pada Konggres Indonesia ketiga memperoleh penghargaan Indonesia Diaspora Award, sebagai orang Indonesia yang sukses berprestasi , berkarir di luar negeri, dan menjadi inspirasi bagi warga Indonesia. Livi banyak berbagi pengalamannya kepada tokoh Diaspora dan tokoh aktivis berprestasi lainnya agar  dapat menambah wawasan dan lebih terinspirasi berkarya lebih baik lagi. Livi juga sempat mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak Sekolah Kolong Pelangi pada bulan Ramadhan kemarin, membagi inspirasi kepada anak-anak tersebut agar bisa semangat berkarya dalam segala kondisi. Selain itu Livi juga menjadi pembicara dan dosen tamu di hadapan mahasiswa dalam negeri dan luar negeri. Sosok yang benar-benar inspiratif banget kan? Luar biasa.
[caption caption="Livi mengajar bahasa Inggis dan berbagi inspirasi kepada Anak Sekolah Kolong Pelangi."]
[caption caption="Foto Livi Zheng bersama Pak Dino Patti Djalal, Ahok dan Anies Baswedan"]