Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Kisah Sedih Persahabatan Anak Binatang Akibat Kebakaran Hutan

7 November 2015   11:43 Diperbarui: 7 November 2015   12:04 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sundis sudah sadar namun ia masih terlihat lemah. Sundis segera meminum air dari kelapa yang sudah dipecahkan Elly.
Elly masih merasa haus, badannya yang besar tidak cukup bila hanya minum air kelapa yang sedikit. Maka Elly memutuskan akan pergi ke kampung itu dengan hati-hati.

Elly sudah tiba di sumur belakang suatu rumah, ia minum air sepuas-puasnya dari bak air di sana.  Ia pun memakan setandan pisang dari pohon di kebun, memakan buah-buahan langsung dari pohon yang tumbuh di kebun itu. Ia senang bisa mendapat makanan yang ia cari sendiri. Elly jadi teringat ibunya yang sering membawakan buah-buahan untuknya bila pulang ke rumah.
“Oh ibu di mana engkau kini?” desah Elly

Elly kembali ke tempat di mana Sundis, Nyusi dan Galam berada. Elly membawakan seember air untuk mereka minum nanti.
“Elly sepertinya Sundis sakit,  nafasnya sesak, lihatlah ia terbaring lemah,”  kata Nyusi
“Sundis, minumlah air, aku membawakanmu air” kata Elly
Sundis cuma tersenyum menatap mereka dan berkata dengan terbata-bata  “Sahabat-sahabtku yang baik, aku rasanya tak sanggup bertahan hidup, aku akan segera pergi, maafkan aku, kalian baik-baiklah menjaga diri kalian.” Sundis lalu tertidur dan tak bergerak-gerak lagi. Sundis sudah mati.

Elly, Nyusi dan  Galam sangat sedih, mereka menangis karena kepergian Sundis. Sungguh berat hidup mereka sekarang. Hutan tempat tinggal mereka terbakar, orang tua pun tak mereka temukan, mencari makan dan minum juga susah dan kini kehilangan sahabat. Sungguh sedih dirundung duka bertubi-tubi.

Kini mereka tak tahu harus pergi ke mana lagi, mereka bertiga berharap kebakaran tak sampai ke tempat mereka sekarang. Namun asap hitam masih  mereka hirup, sesak rasanya bernafas kini. Mereka tak tahu mungkinkah masih bertahan hidup lama atau akan menyusul Sundis juga.

************************************************************************

Nb : gambar adalah koleksi pribadi, digambar dan diwarnai oleh anak-anakku tercinta :-)

Teman-teman, untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community:

Fiksiana di Kompasiana

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Fiksiana Community

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun