Sundis sudah sadar namun ia masih terlihat lemah. Sundis segera meminum air dari kelapa yang sudah dipecahkan Elly.
Elly masih merasa haus, badannya yang besar tidak cukup bila hanya minum air kelapa yang sedikit. Maka Elly memutuskan akan pergi ke kampung itu dengan hati-hati.
Elly sudah tiba di sumur belakang suatu rumah, ia minum air sepuas-puasnya dari bak air di sana. Ia pun memakan setandan pisang dari pohon di kebun, memakan buah-buahan langsung dari pohon yang tumbuh di kebun itu. Ia senang bisa mendapat makanan yang ia cari sendiri. Elly jadi teringat ibunya yang sering membawakan buah-buahan untuknya bila pulang ke rumah.
“Oh ibu di mana engkau kini?” desah Elly
Elly kembali ke tempat di mana Sundis, Nyusi dan Galam berada. Elly membawakan seember air untuk mereka minum nanti.
“Elly sepertinya Sundis sakit, nafasnya sesak, lihatlah ia terbaring lemah,” kata Nyusi
“Sundis, minumlah air, aku membawakanmu air” kata Elly
Sundis cuma tersenyum menatap mereka dan berkata dengan terbata-bata “Sahabat-sahabtku yang baik, aku rasanya tak sanggup bertahan hidup, aku akan segera pergi, maafkan aku, kalian baik-baiklah menjaga diri kalian.” Sundis lalu tertidur dan tak bergerak-gerak lagi. Sundis sudah mati.
Elly, Nyusi dan Galam sangat sedih, mereka menangis karena kepergian Sundis. Sungguh berat hidup mereka sekarang. Hutan tempat tinggal mereka terbakar, orang tua pun tak mereka temukan, mencari makan dan minum juga susah dan kini kehilangan sahabat. Sungguh sedih dirundung duka bertubi-tubi.
Kini mereka tak tahu harus pergi ke mana lagi, mereka bertiga berharap kebakaran tak sampai ke tempat mereka sekarang. Namun asap hitam masih mereka hirup, sesak rasanya bernafas kini. Mereka tak tahu mungkinkah masih bertahan hidup lama atau akan menyusul Sundis juga.
************************************************************************
Nb : gambar adalah koleksi pribadi, digambar dan diwarnai oleh anak-anakku tercinta :-)
Teman-teman, untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community:
Fiksiana di Kompasiana
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community