Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

{DEAR PPA} Dulu Aku Perempuanmu

1 Maret 2015   19:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

masihkah terpasang gembok kita di sanah? :-D


oleh : Indah Noing
No.86

Telah lama kuhapus ingatanku tentangmu
Telah lama kubuang segalanya darimu
Telah lama kupergi dari kota yang penuh kenangan denganmu


Tak lagi kutapaki jalan yang pernah kita tapaki bersama
Tak lagi kususuri pinggir sungai  yang gemericiknya seperti suara tawamu
Tak lagi kudaki bukit yang puncaknya penuh keindahan
Tak lagi kulewati jembatan tempat gembok cinta kita terpasang


Memang telah kuganti no hapeku
Telah ku blokir no hapemu pula
Aku benar-benar marah padamu
Tak ingin ku ingat wajah dan senyummu lagi
Tak ingin kedengar suara merdumu merayu lagih

Tiba-tiba kau hadir memohon pertemanan di dunia maya
Rupanya alamat emailku memang belum berubah
Akhirnya kau menemukanku
Kulihat foto-fotomu tampak bahagia bersama keluarga kecilmu
Kubaca status-status yang kau buat tampak penuh keceriaan
Mengapa kau buat aku bisa melihat segala tentangmu ?
Sengajakah? Ingin kau sakiti lagi aku?

Aksara-aksara kangenmu kembali hadir memenuhi inbox ku
Telah kubaca semuanya
Namun tak pernah kubalas
Tak pernah kuingin berteman denganmu lagi di dunia nyata maupun maya

Akupun perempuan
Seperti istrimu
Seperti ibumu
Seperti anakmu

Tak ingin aku melukai perasaan sesama perempuan
Tak ingin aku menghancurkan kebahagian keluargamu
Tak ingin aku merusak kebahagiaanku kini

Biarlah aksara-aksara cinta yang kubuat kini
Hanya untuk ia yang telah sabar menungguku bisa melupakanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun