Mohon tunggu...
Indah Nariyatur Rachmah
Indah Nariyatur Rachmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga-21107030040

Jika ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah kamu miliki, lakukanlah hal yang belum pernah kamu lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Deja Vu? Mari Mengenal Deja Vu

5 Juni 2022   06:13 Diperbarui: 5 Juni 2022   06:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba bayangkan ini, anda sedang menjalani hari seperti biasa ketika tiba-tiba, komputer anda mulai bermasalah. Anda mengumpat saking kesalnya. Dan di saat itu juga, anda merasa bahwa semua ini pernah terjadi sebelumnya.

Seperti sebuah mimpi yang samar-samar. Anda bahkan merasa bahwa anda dapat memprediksi segala hal yang akan terjadi. Dari apa yang anda kerjakan, kata-kaya yang anda ucapkan hingga detail dari lingkungan sekitar. Jika semua ini terdengar tidak asing, itu berarti anda sudah pernah mengalami peristiwa dj vu.

Apa sebenarnya itu deja vu? Apakah dj vu merupakan kekuatan super untuk meramal masa depan? Atau apakah ada penjelasan saintifik di balik peristiwa mistis ini? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari kita simak dalam video ini. Istilah dj vu berasal dari bahasa Perancis yang berarti "sudah pernah dilihat".

Dj vu menggambarkan suatu fenomena ketika seseorang merasa bahwa dirinya sudah pernah mengalami peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Walaupun peristiwa tersebut merupakan pengalaman baru, seperti mengunjungi kota yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

Di samping dj vu,  kami hanya akan membahas mengenai dj vu. Walaupun dj vu terkesan mistis, kenyataan di balik dj vu tidak se-fantasis ataupun se-unik yang anda pikirkan. Sekitar 60% - 80% orang pernah mengalami dj vu.

Bagaimana dj vu terjadi merupakan fenomena neurologis yang memiliki beberpaa penjelasan. Penjelasan pertama adalah bahwa dj vu terjadi ketika otak menemukan kesamaan dari peristiwa yang SEDANG terjadi dengan peristiwa yang SUDAH pernah terjadi.

Namun peristiwa lampau tersebut, tidak dapat anda ingat sepenuhnya sehingga terkesan seperti mengingat sesuatu yang belum pernah terjadi. Contohnya, ketika tata letak dari suatu ruangan yang belum pernah anda kunjungi sebelumnya mirip dengan tata letak ruangan di rumah anda sendiri.

Penjelasan kedua adalah dj vu terjadi ketika kita tidak fokus saat memperhatikan sesuatu. Umpamakan anda sedang mendaki dan melihat sekilas puncak gunung di depan anda. Walaupun anda tidak terlalu memperhatikannya, otak anda mengambil data seadanya dan mulai membangun suatu ingatan.

Ketika anda melihat puncak gunungnya lagi, anda akan merasa bahwa ini pertama kali anda melihatnya, padahal otak anda sudah menyimpan ingatan tersebut sebelumnya. Dengan demikian, apabila anda mengalami dj vu apakah anda harus khawatir? Hmm... tergantung.

Bagi beberapa orang, dj vu mereka dapat terjadi akibat "epilepsi lobus temporal" dan bagi penderita epilepsi tersebut, dj vu seringkali diikuti dengan kejang.

Namun, untuk kebanyakan orang, terjadinya dj vu kemungkinan besar disebabkan oleh stres atau kecapekan. Inilah mengapa dj vu sering terjadi pada usia remaja menuju dewasa.

Walaupun menarik untuk membayangkan bahwa fenomena seperti dj vu merupakan tanda bahwa sesuatu yang mistis terjadi kepada anda... kenyataannya adalah otak kita, ibaratnya komputer, sekali-kali akan mengalami gangguan.

Dalam halnya dj vu, gangguan tersebut merupakan sesuatu yang kecil dan tidak perlu dikhawatiri. Sekian untuk video kali ini. Apakah kalian sudah pernah mengalami dj vu? Atau mungkin fenomena aneh lainnya terkait ingatan?

Ceritakan pengalaman kalian di kolom komentar di bawah. Dan jangan lupa untuk like, share dan ke Neuron supaya kalian tidak ketinggalan artikel bari kami. Jika ada topik yang kalian ingin kami bahas, kalian bisa tulis itu juga di kolom komentar. Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun