Mohon tunggu...
Indah Nariyatur Rachmah
Indah Nariyatur Rachmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga-21107030040

Jika ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah kamu miliki, lakukanlah hal yang belum pernah kamu lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelajah Singkat Kisah Sunan Drajat Walisongo Lamongan

31 Mei 2022   09:06 Diperbarui: 31 Mei 2022   09:12 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sunan derajat atau lebih dikenal dengan Raden Qosim adalah salah satu putra dari Sunan Ampel beliau lahir di ampel denta. Menurut catatan 1445 masehi ketika kecil beliau dididik dan diasuh oleh ayah beliau sendiri yakni Raden Rahmat Sunan Ampel dan ketika menginjak dewasa. 

Setelah mumpuni menguasai ilmu agama beliau diutuslah oleh Ayahanda untuk mensyaratkan agama Islam ke pesisir pantai pulau Jawa dan ketiga di dalam perjalanan beliau ditengah badai besar di tengah lautan perahu.

Dengan izin Allah datanglah sekawanan ikan lumba-lumba dan sekawanan ikan Talang dan beliau naik ke punggung ikan lumba-lumba dikawal oleh ikan Talang tersebut sampai ke tepian pantai yang pada waktu itu sedang pantai adalah bernama jelas dan sekarang lebih dikenal dengan sebutan Dusun Banjaranyar.

Alkisah menceritakan setelah beliau terdampar ditepian pantai. Setelah beberapa tahun bermukim beliau bermunajat memohon petunjuk kepada Allah untuk mengemban tugas mensyaratkan agama Islam akhirnya beliau mendapat petunjuk atau isyaroh dari kampung jelak beliau beralih ke selatan.

Kurang lebih satu kilo diputar perantara tepatnya yang menjadi cikal-bakal Desa Drajat dan disitulah beliau bermukim Ya udah sampai akhir hayat beliau meninggal mengenai gaya arsitektur dan ragam hias yang ada di Kompleks makam Kanjeng Sunan Drajat ini sudah sangat estetik sangat antik dan menurut peneliti dari UGM yang kemudian dijadikan disertasinya yaitu Pak Doktor Nizam.

Beliau meneliti mulai dari Sumatera di makam-makam kuno yang ada di Sumatera yang ada di Jawa Barat yang ada di Jawa Tengah sampai ke Madura itu belum ada yang menyerupai ragam hias yang ada di Indra Jati. Jadi bentuknya yang klasik antik dan renik yang sangat sulit untuk di dilakukan pada zaman sekarang ini tapi bisa dilakukan pada zaman itu.

Rata-rata dari ragam hias yang ada di gebyok itu adalah bermotif teratai rata-rata bermotif teratai, baik itu yang di dalam maupun yang di luar selalu itu selalu itu kenapa teratai Disini di menjadi idolanya menjadi icon ya. Teratai di sini ada dalam kitab Syekh majenun bisanya disebutkan Tunjung Kantan photo logo Tunjung disini adalah teratai Kang Tan foto logo artinya itu adalah orang yang sudah makrifat kalau kelas-kelas dan tingkat-tingkatan tasawuf itu ada mulai dari syariat thoriqot.

Kelasnya makrifat artinya Kanjeng Sunan Drajat di sini Oleh santri-santrinya oleh putra-putranya adalah diakui tentang keunggulannya tentang kedekatannya dengan Allah subhanahuwata'ala. Ini dilambangkan dalam bahasa akulturasi di dalam ragam hias yang disitu ada singomengkok ada apa saja itu tidak bisa lepas tidak bisa lepas dengan yang namanya teratai.

Jadi bahkan bahkan yang disitu ada eh gambar bersayap jadi gambar kepala manusia yang distilir sedemikian rupa kemudian ada semacam sayap itu bisa dihubungkan dengan kitab majelis rule majelis Ulala yaitu yang mengungkap tentang alam Kabir alam sohir yang ada di dalam diri manusia luar biasa Jadi ini kalau kita ziarah kadang-kadang hanya hanya sekedar melihat padahal itu sebetulnya tidak hanya sekedar ukiran tidak hanya sekedar relief tapi mempunyai arti yang dalam free download.

Beliau dalam mensyarakan ajaran agama Islam dikenal seorang waliullah yang berjiwa besar yang sangat peduli dengan kehidupan masyarakatnya pada waktu itu yang mana Banyak berbagai agama yang dianut seperti Indo Budha animisme dan dinamisme. Sangat peduli dengan kehidupan umatnya pada waktu itu. Metode dakwah beliau bilhal atau fisik mawal mauizatul Hasanah. Dari sekian metode dakwah ada juga pesan-pesan nasihat beliau yang terpatri di hati masyarakat sampai sekarang seperti adanya sebutan caturwulan ataupun Sapto piweling.

Sapto billing atau tujuh pesan pengingat yakni yang pertama membangun resep ya sing sasomo yang terjemahan bebasnya selalu membuat hati orang lain gembira atau senang yang kedua Jero Ning Sugo kudu Eling Lan waspodo tatkala susah maupun bahagia kita harus selalu ingat dan waspada. Yang ketiga laksitaning Subroto Tani nglampahi tatkala kita diuji oleh Allah kesulitan hendaknya kita selalu mawas diri jangan sampai terjerumus ke hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun