Mohon tunggu...
Indah Lestari
Indah Lestari Mohon Tunggu... -

Indah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ulasan Kembali Tentang Britpop: Oasis, Blur dan Radiohead

12 April 2015   17:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika berada di toko buku, saya pernah baca sekilas sebuah karya yang temanya mengenai generasi 90an, buku itu membahas tentang serba serbi yang ada di era tersebut, saya terkadang tersenyum sendiri ketika apa yang disebutkan dalam buku itu benar-benar saya alami. Sekarang ini, banyak pula di media social yang menyebarkam meme atau parodi gambar yang berisi tentang nostalgia 90an, seolah ada sesuatu yang istimewa saat abad 20 sampai pada ujungnya, sebelum kita benar-benar memasuki era millenium.

Musik merupakan salah satu bagian dari era 90an yang tidak lekang untuk terus dibahas. Dan bicara soal musik, sebenarnya agak sulit memunculkan istilah up to date atau tidak, overrated atau underated, karena yang jelas musik itu bukan masalah angka tetapi lebih ke masalah selera dan warna ‘lo suka warna apa’?. Atau fakta mengenai Noel Ghallagher yang mengaku fans berat The Beatles, padahal Beatles popular disaat tahun kelahirannya. Sama seperti Noel, kali ini saya ingin bernostalgia sedikit tentang musik yang ngetrend ketika saya lahir, yaitu Britpop.

Saya terdorong mengulas tentang britpop karena saya baru saja menamatkan album baru Blur ‘The Magic Whip’. Mendengar album baru blur, membuat tangan saya gatal untuk menulis tentang band yang popular di eranya. Walaupun banyak band yang populer di masa itu seperti suede, pulp, the verve dll. Tapi saya akan bahas yang ‘paling’ ikonik menurut saya.

Oasis

Mungkin ada fenomena di era itu, setiap anak muda harus tahu yang namanya Oasis. Ini adalah band britpop yang pertama kali saya kenal musiknya. Perkenalan saya dengan Oasis sendiri ada saat Om saya dari Cirebon main kerumah orangtua saya dan ketika pulang kaset-kasetnya ketinggalan. Jadilah saya iseng-iseng dengerin isi kaset itu dan menurut saya lagu-lagu Oasis cukup memorable. Seperti suatu kesederhanaan yang tidak biasa, ear cathing dan berjiwa muda.

Sebagian besar lagu-lagu oasis itu di ciptakan oleh Noel, kebanyakan lagunya bertema tentang kehidupan sehari-hari, memberi semangat dan harapan lewat bait baik perumpamaan ataupun ungkapan langsung, lewat lirik padat dan puisi-puisi sederhana yang membuat saya tersenyum ketika mendengarnya. Kepiawaian Noel membuat lagu yang ringan tapi berkelas yang jiwa lagunya justru dibangkitkan oleh suara vocal Liam yang berkarakter dan penuh semangat. Dua jiwa ini menyatu membentuk identitas yang sangat kuat tercermin pada lagu-lagunya. Namun band ini sudah bubar di tahun 2009, awalnya saya sangat menyangkan bubarnya Oasis, tetapi ketika streaming konser Oasis iTunes Fesival di Youtube tahun 2009, apalagi saat mebawakan lagu ‘slide away’ memang sepertinya Oasis sudah tidak bisa lagi dipertahankan.

Satu lagi yang menurut saya membuat Oasis perlu diacungi jempol, yaitu mereka sangat konsisten dengan aliran atau genre mereka. Mendengar lagu Beady Eye dan Noel yang solo karir, terkadang menciptakan de javu terhadap lagu-lagu oasis di era 90an. Ketenaran Oasis memang membuat dua pentolan kakak beradik ini sering menuai sensasi pro dan kontra, mereka sering melontarkan quote-quote yang agak kontroversial, mungkin sifat inilah yang membuat mereka sering bertengkar dan akhirnya bubar. Tapi sekali lagi, sisi lain dari jiwa Noel yang unik dan agak ganjil ini seperti terdapat pada lagu-lagunya begitu jujur dan bertata krama.

Blur

Blur, inilah band yang membuat saya gatal ingin menulis (lagi) tentang Britpop. Band yang sempat vakum 12 tahun ini baru saja mengeluarkan album barunya yang berjudul The Magic Whip. Ulasan ini memang tidak akan mereview tentang album baru mereka, tapi mengenai karir mereka dimasa jayanya. Selain Oasis, Blur juga tidak luput dari sasaran kekepoan saya. Awalnya saya merasa agak heran mengapa Blur bisa dikatakan sebagai rival sengit Oasis. karena waktu itu saya sangat awam mengenai musik, yang saya bandingkan hanya karakter vokal Liam dengan Damon, tanpa membandingkan permainan gitar Graham dengan Noel, serta variasi musik di setiap lagu mereka.

Tapi anggapan saya berubah ketika saya mendengar lagu-lagunya satu album full terutama di album 13, saya mendengar lagu semi orchestra seperti ‘Tender’, dan ‘The Universal’, yang menurut saya sangat variatif dan terlihat kalau Damon dkk sangat senang bereksplorasi dalam hal musik. Disini saya mengerti mengapa Blur dan Oasis sering dibandingkan, bahkan Ariel Noah juga tidak bisa menjawab ketika disuruh memilih antara Blur dan Oasis. Yah, karena sebenarnya musik memang bukan untuk diperbandingkan, tetapi untuk dinikmati keindahannya.

Dan bila bicara soal personel, sang vokalis Damon Albarn merupakan seniman dengan aksi panggung yang aktraktif, dia tipe vokalis yang terlihat selalu senang berada di tengah-tengah penonton, bahkan di usianya yang sudah tidak muda lagi, Damon masih sering nekad petakilan kesana kemari hingga melompat di kerumunan penonton. Selain Damon, personel yang tidak luput dari perhatian adalah Graham Coxon, pria stylish ini merupakan sosok gitaris berbakat yang sering mengeluarkan sound gitar unik di lagu-lagu Blur. Secara pribadi saya juga sangat mengagumi sosok Graham, baik ketika bersama Blur maupun di projek solonya, bahkan lucunya ekspresi wajah dan cara bicaranya menjadi hiburan tersendiri bagi saya.

Radiohead

Band ini tumbuh dan berkembang di era Britpop, tapi masalah genre music yang dibawakannya, Radiohead agak sulit dikategorikan kedalam satu genre. Radiohead ini adalah band Britpop yang awalnya paling saya sulit terima karena lagunya yang terlalu depresif di album The Bends, tapi justru saya jatuh cinta di lagu ‘You and whose army’ yang kadar depresinya lebih tinggi, lagu ini saya dengar melalui soundtrack film Incendies. Saya penasaran dengan lagu-lagu Radiohead yang lain, saya cek di situs TopTen kemudian mendownload lagu-lagu hitsnya yang lain dan akhirnya saya pun bingung mengapa lagu band semacam ‘creep’ dan lagu disko semacam ‘idioteque’ bisa dibawakan oleh band yang sama.

Yah, itulah Radiohead. Terkadang saya merasa ketagihan menganalisa isi kepala mereka dengan mendengar sound-sound aneh disertai dengan liriknya yang terlihat random tapi punya maksud. Terkadang pula saya malas-malasan dengan headset dan tidak terasa mengangis karena mendengar suara Thom Yorke yang sukses bikin galau. Terkadang pula saya tidak sadar kalau saya mulai bergoyang mendengar lagu semacam Lotus Flower atau 15 Step.Sampai sekarang saya juga  masih heran kenapa saya bisa suka  musik aneh semacam ini, hingga telinga saya tidak asing lagi jika mendengar lagu-lagu dengan genre post rock semacam lagu-lagu sigur ros.

Mengenai gaya manggung, berbeda dengan Liam yang gayanya sangat khas atau Damon yang sangat aktraktif. Thom Yorke merupakan vokalis yang sangat khusyuk saat membawakan lagu-lagunya diatas panggung, bisa seperti kesurupan kalau soundnya pas, dan bisa saja berhenti ditengah kalau soundnya kurang pas. Secara personal saya sangat mengagumi sosok Thom Yorke yang idealis, suara vokalnya yang memukau, juga pola pikirnya yang out of the box, tidak lupa juga sifat super cueknya. Dan saya juga salut dengan personel Radiohead lainnya yang begitu pandai menyembunyikan pasang surut masalah internal band mereka, sehingga apa yang mereka sajikan adalah pure musik, bukan kehidupan pribadi atau masalah internal band yang bisa menjadi gossip.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun