Mohon tunggu...
Petani Millenial
Petani Millenial Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Public Relations

In a world of worriers, be the warrior

Selanjutnya

Tutup

Money

4 Model Bisnis yang Cocok untuk "Startup" Baru

20 Januari 2018   12:59 Diperbarui: 20 Januari 2018   13:22 22143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model bisnis adalah suatu cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengggambarkan bisinis yang Anda pikirkan. Biasanya model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan nilai-nilai sosial, ekonomi atau bentuk nilai lainnya.

Model bisnis juga merupakan salah satu inti utama dari perusahaan karena sebuah perusahaan harus memiliki cara untuk mendapatkan profit yang digunakan untuk bertahan hidup dan juga dapat digunakan untuk investasi jangka panjang.

Selain itu, Anda juga harus paham betul apa masalah yang dihadapi konsumen  sehingga model yang akan dipersiapkan lebih sesuai dengan konsumen serta berjalan lebih baik disbanding pesaing bisnis Anda.

Kesalahan fatal yang biasa dilakukan oleh CEO atau owner adalah membuat model bisnis jenis baru sedangkan model bisnis yang dipakai untuk mendapatkan uang tersebut belum pernah diterapkan sebelumnya dan belum terbukti sehingga risiko kerugian lebih besar.

Alangkah baiknya daripada Anda kembangkan model bisnis baru, pertimbangkan saja jenis-jenis model bisnis yang sudah teruji dan digunakan untuk banyak bisnis.

1.  Marketplace

Ilustrasi: Tokopedia. (Tokopedia.com)
Ilustrasi: Tokopedia. (Tokopedia.com)
Market place adalah model bisnis dimana website terkait membantu pelanggan tidak hanya memfasilitasi transaksi keuangan saja namun juga membantu pedagang untuk mempromosikan barang dagangannya.

Bisa dibilang bahwa model bisnis ini mempertemukan antara penjual, dan pembeli layaknya pasar tradisional biasa, bedanya disini pembeli tidak mengeluarkan biaya transportasi namun diganti dengan biaya ongkos kirim, namun pembeli tidak bisa melihat barang secara langsung sehingga pembeli tidak bisa mengecek langsung kualitas barang.

Marketplace terbagi menjadi dua jenis sesuai dengan sumber dan target pasarnya yaitu B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer). Untuk contoh marketplace B2B adalah Indotrading.com, Indonetwork.co.id, Mbiz.co.id, Indonesia-Product.com. Sedangkan contoh marketplace B2C adalah Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan OLX.

2.  Layanan mudah dan langsung (on-demand)

Ilustrasi: GO-JEK (Go-jek.com)
Ilustrasi: GO-JEK (Go-jek.com)
Model bisnis on-demand saat ini sudah ramai digunakan di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Denpasar karena orang di kota besar cenderung lebih sibuk dan melekteknologi dibandingkan kota kecil. Sehingga hamper semua penduduknya memanfaatkan aplikasi ini untuk membantu aktifitas sehari-hari.

Contoh layanan on-demand adalah Grab, GO-JEK,Seekmi dan lain sebagainya.

Karena kebutuhan masyarakat terus meningkat dan juga biaya aplikasi ini lebih efisien, model bisnis ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

3.  Berlangganan (Subscription)

Ilustrasi: Berlangganan (Netflix.com)
Ilustrasi: Berlangganan (Netflix.com)
Anda sudah pernah mendengar aplikasi JOOX, Spotify , Netflix atau layanan streaming musik lainnya ? Ya, itu adalah aplikasi berlangganan (subscription) yang digunakan secara terus menerus oleh konsumen seperti streaming musik, film dan lain sebagainya.

Bagaimana cara kerja model bisnis seperti ini ? Caranya adalah dengan memberlakukan tariff ke pengguna setiap bulan atau pertahunnya (ada juga dapat bentuk paket) untuk menikmati fasilitas yang bisnis Anda tawarkan.

Model bisnis ini memiliki pesaing yang cukup berat karena mengutamakan teknologi dan juga harus menyediakan semua konten secara lengkap hingga tidak ada pertanyaan dari pengguna dan pengguna tinggal menggunakan aplikasinya saja.

4.  Freemium

Ilustrasi: Freemium (Urbanhire.com)
Ilustrasi: Freemium (Urbanhire.com)
Berdasarkan kata "Free"yang berarti bebas biaya atau gratis dan juga kata "Premium" adalah model bisnis yang memberikan layanan dasar secara gratis kepada pengguna namun mengenakan tariff untuk layanan premium untuk fitur yang lebih ekslusif kepada pengguna yang berbayar.

Bisnis lokal yang menggunakan model bisnis ini adalah Urbanhire. Model bisnis ini memiliki beberapa kekurangan yaitu pengguna yang merasa puas dengan layanan dasar akan tidak tertarik untuk menikmati fasilitas premium.

Dari banyak jenis model bisnis, beberapa model diatas adalah model bisnis terbaru yang sedang tren di Indonesia dan negara lain. Untuk Anda yang ingin memulai usaha, model bisnis diatas bisa dipertimbangkan menjadi model bisnis Anda.

Sumber: Huffington Post

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun