Mohon tunggu...
Indah Permata Sari
Indah Permata Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Farmasi, FMIPA, Universitas Sriwijaya

find me on my blog : https://www.indahladya.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Manfaatkan Produk Keuangan untuk Stabilitas Sistem Keuangan Negara

30 Agustus 2020   15:04 Diperbarui: 30 Agustus 2020   14:51 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi (sumber gambar: @indahladya)

Sebagai generasi milenial, tentunya kita kerap kali berinteraksi dengan produk keuangan. Hanya saja sebagian dari kita tidak menyadari bahwa hal-hal tersebut termasuk produk keuangan. Seperti menabung di bank, melakukan investasi, dan menggunakan kartu kredit. Saya rasa ketiga kegiatan ini sudah sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Produk Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan

Pengertian Stabilitas Sistem Keuangan (illustrated by: @indahladya)
Pengertian Stabilitas Sistem Keuangan (illustrated by: @indahladya)

Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi (ojk.go.id).

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan negara, tentunya dibutuhkan fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang bertanggung jawab terhadap kestabilan nilai Rupiah. Namun, tidak hanya Bank Indonesia, peran masyarakat pun dibutuhkan dalam hal ini. Sebagaimana masyarakat yang telah dekat dengan produk keuangan, maka kita bisa ikut menjaga stabilitas sistem keuangan dengan memanfaatkan produk keuangan dengan bijak.

Berikut ini beberapa produk keuangan yang dapat kamu manfaatkan untuk berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara :

  • Menabung di Bank

Menabung di Bank (sumber gambar: @indahladya)
Menabung di Bank (sumber gambar: @indahladya)

Kegiatan menabung di bank ternyata tidak hanya menguntungkan kita sebagai nasabah yang tentunya dapat melakukan penyimpanan uang untuk dapat kita gunakan di saat-saat tertentu.

Ternyata, kegiatan menabung di bank ini turut mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan negara. Dana nasabah yang tersimpan di bank akan berputar untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Oleh karena itu, dengan cara membiasakan diri untuk menabung di bank dan tidak mengambil uang simpanan dari bank secara besar-besaran (boros), maka kita sudah menjadi warga negara yang berkontribusi dalam membantu perekonomian secara makro untuk mewujudkan makroprudensial aman terjaga.

  • Menggunakan Kartu Kredit

Menggunakan Kartu Kredit (sumber gambar: @indahladya)
Menggunakan Kartu Kredit (sumber gambar: @indahladya)

Dewasa ini, penggunaan kartu kredit seolah telah menjadi salah satu pilihan utama masyarakat dalam melakukan proses pembayaran. Sebagai alat penunda pembayaran, kartu kredit ini terbilang praktis sehingga banyak masyarakat yang menjadi penggunanya.

Ternyata, penggunaan kartu kredit ini tidak hanya menguntungkan penggunanya dengan mempermudah proses pembayaran, namun juga turut menjaga stabilitas sistem keuangan negara.

Dengan menjadi pengguna kartu kredit yang tidak menunda pembayaran sampai melewati jatuh tempo dan tidak membeli barang-barang di luar batas kemampuan pribadi, maka kita sudah mendukung negara untuk menjaga perputaran dana demi mewujudkan stabilitas sistem keuangan negara.

  • Kredit Tanpa Agunan (KTA)

Kredit Tanpa Agunan (sumber gambar: @indahladya)
Kredit Tanpa Agunan (sumber gambar: @indahladya)

Mungkin Kredit Tanpa Agunan (KTA) terdengar asing di masyarakat awam, namun ketika saya menyebutkan "pinjaman bank" maka masyarakat awam akan lebih menerima informasi ini. KTA adalah salah satu produk pinjaman dari bank tanpa jaminan material (simulasikredit.com).

Meskipun sama-sama "kredit", namun kartu kredit dan kredit tanpa agunan ini memiliki perbedaan yang signifikan. Sebagai gambarannya, cicilan pinjaman menggunakan kartu kredit biasanya hanya untuk jangka pendek dan dengan batas kredit yang jauh lebih kecil. Sedangkan, KTA bisa diangsur lebih lama dan dengan jumlah yang lebih besar.

Oleh karena itu, untuk kepentingan jangka panjang dan jumlah yang lebih besar, banyak masyarakat lebih memilih mengambil KTA daripada membelanjakan kartu kreditnya hingga batas maksimal.

Salah satu contoh penggunaan KTA ini adalah untuk membuka suatu usaha/bisnis. Dengan KTA, maka seseorang bisa membuka usaha/bisnis dengan mengajukan KTA di salah satu bank sehingga proses dalam berwirausaha ini akan lebih mudah.

Dengan kemudahan dalam berwirausaha, maka akan mendorong terciptanya lapangan kerja yang baru untuk membantu perekonomian setempat sehingga mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

  • Investasi

Investasi (sumber gambar: @indahladya)
Investasi (sumber gambar: @indahladya)

Secara garis besar, investor yang menanamkan modalnya di pasar saham telah berkontribusi dalam melancarkan proses perputaran dana negara. Untuk mewujudkan hal ini, maka dibutuhkan terciptanya rasa aman dalam melakukan aktivitas di pasar keuangan.

Dilansir dari finance.detik.com, pandemi dengan penyebaran yang masif kini telah berhasil membuat investor khawatir sekaligus cemas sehingga menarik modalnya secara besar-besaran. Hal ini tentunya akan memicu kinerja pasar saham merosot secara tajam.

Melalui gambaran tersebut, maka tentunya kita dapat memahami bagaimana aktivitas investasi berperan besar dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara.

Bahaya Ketidakstabilan Sistem Keuangan

Pandemi dan Krisis (sumber gambar: @indahladya)
Pandemi dan Krisis (sumber gambar: @indahladya)

Beberapa produk keuangan di atas dapat kamu coba untuk menjadi warga negara yang meminimalisir kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan di masa pandemi saat ini.

Karena jika sistem keuangan ini menjadi tidak efisien dan berfungsi secara tidak stabil, maka penyaluran dana tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Sebagai dampaknya, hal ini mampu menghambat laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan dalam skala yang lebih luas bahkan dapat memicu terjadinya krisis.

Manajemen Risiko Produk Keuangan

Manajemen Risiko Produk Keuangan (sumber gambar: @indahladya)
Manajemen Risiko Produk Keuangan (sumber gambar: @indahladya)

Meskipun produk-produk keuangan yang sudah saya jelaskan di atas dapat berperan langsung dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara, namun beberapa produk keuangan ini tentunya memiliki beberapa risiko, contohnya kartu kredit.

Kartu kredit yang digunakan sebagai alat penunda pembayaran seringkali membuat penggunanya khilaf sehingga menuntut untuk dapat menikmati gaya hidup di luar batas kemampuannya. Padahal, penggunanya ini tidak memiliki komitmen dari segi penghasilan untuk dapat melunasinya (membayar sebelum jatuh tempo).

Namun, tentunya risiko-risiko dari produk keuangan ini dapat kita antisipasi dengan baik, yaitu dengan menjadi pengguna yang memanfaatkan produk keuangan dengan bijak. Seperti tidak memaksakan diri dalam mengejar kemewahan dan kesenangan belaka dan juga berkomitmen untuk dapat melakukan pembayaran/pelunasan yang tidak melewati batas jatuh tempo.

Produk-produk keuangan ini merupakan cakupan dari kebijakan makroprudensial. Dengan menjaga perputaran dana dengan baik dan manajemen risiko produk keuangan yang efisien, maka kita telah berkontribusi dalam mendorong negeri ini untuk tumbuh bersama.

Ciptakan rasa aman dalam berinvestasi, manfaatkan produk keuangan untuk makroprudensial aman terjaga.

Yuk jadi pengguna produk keuangan yang bijak!

IndahLadya

Referensi :

Hendra Kusuma, Corona Berhasil Bikin Panik Pasar Keuangan Global, https://finance.detik.com/, diakses pada 29 Agustus 2020.

Otoritas Jasa Keuangan, Stabilitas Sistem Keuangan, https://www.ojk.go.id/, diakses pada 29 Agustus 2020.

Simulasi Kredit, Apa Beda KTA vs Kartu Kredit?, https://www.simulasikredit.com/, diakses pada 29 Agustus 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun