Yang saya sayangkan adalah para oknum yang mengambil kesempatan ini demi mendapatkan keuntung pribadi.
Sebenarnya jauh sebelum kasus pertama covid-19 menimpa Indonesia, beragam berita hoax kasus positif covid-19 di Indonesia sudah bermunculan lebih awal. Hal ini tentunya memicu rasa takut berlebih masyarakat sehingga cenderung panik dalam menanggapi masalah pandemi saat ini.
Fenomena Panic Buying
Masih ingat dengan harga masker yang tiba-tiba melonjak naik menjadi Rp300.000 per kotak? Wah, saya sebagai alumni mahasiswa farmasi yang sempat berkecimpung di dunia laboratorium yang tentunya membutuhkan masker sebagai salah satu perlengkapan wajib, sangat miris dan merasa kasihan dengan adik tingkat saya yang masih harus menggunakan masker selama praktikum mereka saat itu.
Bisakah kalian bayangkan bagaimana tenaga kesehatan kita yang terjun langsung berhadapan dengan para pasien covid-19? Saat mereka membutuhkan masker sebagai APD mereka, masker-masker itu justru dijual oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dengan harga selangit, how does it feel?
Saya juga sempat mendapatkan cerita dari beberapa orang yang memborong susu formula untuk anaknya sebanyak 30 kaleng sekaligus dikarenakan panik ketika mendengar berita-berita menakutkan seputar covid-19 yang mereka dapatkan dari berbagai sumber.
Fenomena panic buying ini tidak bisa disepelekan begitu saja, hal ini tentunya akan berdampak buruk pada stabilitas sistem keuangan negara.
Peran Masyarakat Sebagai Pelaku Ekonomi
Sebagai masyarakat yang peduli terhadap stabilitas sistem keuangan negara, ada baiknya bagi kita untuk lebih berperilaku cerdas dalam menghadapi berbagai masalah di tengah pandemi covid-19 saat ini.
Ketahuilah kawan, pandemi ini tidak hanya menyerang dirimu, ribuan bahkan jutaan orang terkena dampak buruk yang tak terelakkan. Dampak nyata yang dirasakan oleh Indonesia khususnya, berupa nyaris lumpuhnya ekonomi tanah air. Ribuan toko menengah ke bawah terpaksa gulung tikar dikarenakan pemasukan yang terus menurun setiap harinya. Sedangkan beberapa perusahaan terpaksa merumahkan karyawannya, hal ini tentunya berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.
Dengan menjadi masyarakat yang berperilaku cerdas dan menularkan kebiasaan baik kepada masyarakat yang lain, maka kita secara tidak langsung sudah ikut berpengaruh dalam membentuk emosi positif di masyarakat. Kestabilan emosi inilah yang tentunya akan mendukung kelancaran aktivitas ekonomi negeri yang pada akhirnya mendorong kestabilan sistem keuangan negara.