Mohon tunggu...
Indah Kusuma
Indah Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Penulis wattpad

Menulis adalah saat dimana aku bersenang-senang dengan kata. Menuangkan alur kehidupan yang mengalir dalam imajiku, bagai candu yang tak berkesudahan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mustika Nyi Roro Kidul (3)

5 Juli 2019   09:12 Diperbarui: 5 Juli 2019   09:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Putra memejamkan mata, mendadak tubuhnya tertarik ke belakang hingga menghantam pohon jati. Dia meringkuk dan mengabaikan nyeri di punggung. Tak lagi peduli apa dan siapa penyebabnya. Satu yang dia mau, keluar dari sandiwara belantara.

Penyesalan beruntung datang menghantui. Andai dia menuruti ucapan sang bunda, andai dia membatalkan niat sesuai permintaan Wandra, andai petuah Pak Sajiman didengar ... sayang, sesuatu yang telah terjadi tak mungkin kembali.

"Kamu baik-baik saja?"

Putra berjingkat. Suara wanita, nyatakah dia?

Perlahan, Putra membuka mata. Paras ayu yang terlihat, menambah keterkejutannya. Putra berteriak lantang, bola matanya membulat, bibir kelu tak bisa berucap. Tanpa kedip, dia memandang kalut.

"Aku tidak akan menyakitimu. Namaku Kusuma. Kamu?" Gadis itu menjulurkan tangan. Sementara Putra hanya bisa menonton gerak jemari lentik yang bercahaya. Dia bertanya kepada hati, Siapa wanita itu?

Putra kembali mengingat akan sederet makhluk gaib yang mampu berubah wujud. Membayangkan jika ternyata gadis cantik di depannya adalah sosok buruk rupa, dia lantas menutup mata rapat-rapat.

"Pergi! Pergi!"

Kusuma mendesah, lalu jongkok di samping pria itu. Dilihatnya sorot mata yang meneriakkan penolakan, juga ketakutan. "Setidaknya, ada ucapan 'terima kasih' sebelum kamu menyuruhku pergi." Dia berdiri, berlagak acuh tak acuh, "baiklah, aku akan pergi. Semoga kamu bisa keluar dari hutan ini tanpa luka."

Kusuma menjauh meski hati menentang itu. Di setiap langkahnya, ada permintaan yang terucap: hentikan aku!

Namun, hingga langkah kelima, pria itu masih bergeming. Tak sabar, Kusuma berbalik dan ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun