Mohon tunggu...
Indah Kusumaningrum
Indah Kusumaningrum Mohon Tunggu... -

Saya menulis apa yang ingin saya tulis....itu saja... :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renungan bersama Si Tanah Basah

31 Januari 2011   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan deras pagi ini memaksa saya untuk sedikit bermalas malasan sambil meninggikan selimut tebal yang disediakan oleh emak(panggilan untuk ibu kos saya) di kamar saya ini. Bau tanah basah menyergap masuk melalui celah ventilasi yang hanya tertutup oleh plastik lebar yang sudah sobek disana sini.. Brrr…sambil memeluk diri saya sendiri dengan menelungkupkan kedua tangan di depan dada…saya mulai mengatur nafas. Saya enggan dinginnya pagi ini mematahkan semangat saya untuk kembali bekerja setelah berhari hari tergolek lemah tak berdaya di tempat tidur ini. Masih sambil menahan hawa dingin pagi itu, seperti biasa angan saya mulai beraksi dan menari nari ke lapis langit ketujuh. Astaghfirullah… hari ini adalah 4 hari terakhir saya akan menjalani kehidupan di kota Pangkalpinang, kepulauan Bangka Belitung. Hari ini adalah hari ke tujuh puluh tiga saya berada di kota ini untuk selanjutnya meneruskan perjalanan saya ke belahan Indonesia yang lain  lagi. dan tanpa saya sadari pula…itu berarti….sudah tujuh puluh tiga hari ini hati saya tak lagi pernah tersirami oleh percikan percikan penyejuk rohani yang menentramkan kalbu. Sungguh jauh berbeda dengan ketika saya berada di kota Surakarta dulu. Di sana setiap ba’da dzuhur saya mendapat kajian dari para ustadz..ba’da ashar ada kajian hadis dengan teman teman sekantor….oh indahnya… namun disini tidak lagi…oh..sedihnya…. Jiwa … bagaikan ladang gersang yang tak pernah tersentuh setetes air pun… Kalbu… bagai tenggorokan yang tercekat tanpa meneguk segelas airpun di tengan padang pasir… Astaghfirullah… begitu gersangnya jiwa saya…begitu jauhnya saya dari Allah.. :’( Saya bahkan iri dengan tanah yang basah pagi ini,saya iri dengan dedauanan yang nampak segar kerna tetes demi tetes air hujan membasahi mereka dengan sabar….Bahagianya jadi mereka, sejuk..tentram..dan damai…

Jauh dengan diri saya yang tengah haus siraman rohani. Hal yang menjadikan saya malas untuk menyempatkan beberapa menit untuk berkencan dengan Allah di sepertiga malam terakhir..hal yang membuat saya lebih bergairah membuka facebook setiap hari ketimbang membuka mushaf Quran yang saya pamerkan di meja kamar saya. Hal yang membuat saya kembali mengingat pedihnya kehilangan cinta cinta duniawi yang membutakan…dan astaghfirullah..hal ini pula yang membuat saya menjadi makhluk yang hampir lupa caranya bersyukur. :’( maafkan saya Ya Allah… bahkan untuk mengucap.. “Ya Allah… terimakasih masih mempercayakan hela demi hela nafas ini kepada saya hingga saya masih bisa terbangun di pagi yang indah ini..” .. atau untuk mengucap..” terimakasih Ya Allah…pagi ini saya sembuh…”…atau untuk tersenyum dan berkata ” terimakasih Ya Allah… saya menginjakkan kaki di gerbang kantor dengan selamat… ” … saya lupa Ya Allah… Ada kalanya saya merasa menjadi orang paling tidak beruntung sedunia..padahal betapa banyak yang sudah Allah berikan kepada saya?? ada kalanya saya menangisi kepergian orang orang yang saya sayangi dan merasa bahwa saya hidup sendiri, dan merasa menjadi wanita paling kesepian sedunia…padahal di saat sepi lah saya dapat lebih banyak belajar tentang ketangguhan… Ada kalanya saya merasa tercabik cabik ketika seseorang begitu merendahkan dan menginjak harga diri saya, padahal di kala itulah Allah ingin menjadikannya ladang pahala yang sangat luas untuk saya…… Tanah basah...Suatu hari  jasad saya akan kembali menyatu dengannya....ketika tiba waktunya... :'( Astaghfirullah…. Allahumma inna maghfirataka arjaa min ‘amalii wainna rahmataka awsa’u min dzanbii, Allahumma in-lam akun ahlan an ablugha rahmataka farahmatuka ahlun an tablughanii liannahaa wasi’at kulla syay-in yaa arhamar-raahimin “Wahai Tuhanku, sesungguhnya ampunan-Mu lebih aku harapkan daripada perbuatanku, dan rahmat-Mu lebih luas daripada dosaku. Wahai Tuhanku, jika diriku sepatutnya menggapai rahmat-Mu, tapi rahmat-Mu lebih patut menjangkau diriku, karena bentangan rahmat-Mu merantai segala sesuatu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih yang berbelas kasih.” Masih dengan tanah yang basah… pagi ini saya menutup mata sejenak untuk memanjatkan doa….menghela nafas panjang… berharap Allah memaafkan saya.. dan bergegas bangun untuk merapikan tempat tidur dan memupuk semangat untuk melangkahkan kaki menuju ke tempat kerja saya.. Bismillahirohmanirohim…. Saya boleh menjadi orang yang buruk di hari kemarin…..tapi saya tidak boleh menajdi orang yang lebih buruk lagi di hari ini….amien…..
:)
:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun