Mohon tunggu...
Indah Kusumaningrum
Indah Kusumaningrum Mohon Tunggu... -

Saya menulis apa yang ingin saya tulis....itu saja... :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis di Atas Semangkuk Mie Instan (the Power of Syukur)

10 November 2010   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_74694" align="aligncenter" width="300" caption="semangkuk mie syukur"][/caption] Malam ini saya tengah duduk tersudut sendiri di sebuah warung tenda kecil di bilangan grogol jakarta barat. Deru kendaraan berlalu lalang lengkap dengan sahut sahutan klakson dari mobil mobil mewah yang saling beradu untuk menjadi yang terdepan memekakan gendang telinga saya. Kota ini benar benar kota besar,ya…benar benar besar,dan hingar bingar. Namun keramaian ini tak juga membuat saya bersemangat. Saya masih saja tenggelam dalam lamunan lamunan kecil,membayangkan kemana saya akan melangkah,dan masih saja mengingat ingat kondisi rumah saya ketika saya tinggalkan. Suara suara itu rasanya masih bergaung di telinga saya,teriakan teriakan kemarahan,luapan luapan ego, nada tinggi dan bentakan,setiap hari menjadi makanan sehari hari saya di rumah. Dan kini saya berada jauh dari rumah yang membuat saya lebih banyak murung daripada tersenyum. Saya hanya bisa mengeluh dan mengeluh, mengadu dan mengadu kepada Allah,agar kedamaian dan ketentraman menyelimuti keluarga saya. Seorang bapak mengantarkan semangkuk mie instan yang saya pesan ke hadapan saya,di sela sela kerisauan hati,saya mengucapkan terima kasih sambil memandangi mie instan itu lekat lekat. Saya mulai menikmati kelezatan mie instan itu sambil terus memandang ke arah jalanan yang lebar itu. Nun jauh di seberang sana,nampak seorang ibu duduk di bawah jembatan penyebrangan,menggendong bayinya sambil menengadahkan tangan. Di sudut yang lain,nampak seorang anak mengetuk ngetuk kaca mobil mobil mewah itu satu per satu,menantinya dibuka,dan mengharap uluran tangan. “ah. . .betapa tidak enaknya jadi mereka. .tidak punya tempat bernaung. .tidak punya pekerjaan. .dan bahkan mungkin tidak punya uang untuk makan,membeli sekotak susu,dan untuk bersekolah. . “ dan saya?? “ah. .betapa beruntungnya saya, saya memiliki rumah yang hangat yang selalu siap menyambut saya dengan peluk erat setiap saya pulang, walau kadang harus melihat dan mendengar pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi di sana. . “ sungguh tidak pantas saya mengeluh atas keadaan saya saat ini, bagaimanapun, saya masih punya semangkuk mie instan yang bisa saya makan dan sebuah handphone kecil di tangan saya yang bisa saya gunakan untuk bersms ria,menelepon,bahkan menulis. Cukuplah semangkuk mie instan malam ini menyadarkan saya bahwa saya jauh lebih beruntung ketimbang banyak orang di jalanan sana. Cukuplah semangkuk mie instan ini membuat saya berhenti mengeluhkan keadaan,berhenti murung,dan mengais semangat saya untuk kembali bersyukur kepada Allah. Memang benar banyak masalah yang terjadi,banyak kejadian menyedihkan yang saya alami. Namun yang saya butuhkan sekarang bukanlah membenamkan asa dan menyudutkan diri melainkan memberikan ruang pada keyakinan hati ini… Dan sekali lagi,bahwa tak pantaslah saya mengeluh atas masalah dan cobaan yang diberikan Allah kepada saya, karna saya masih punya semangkuk mie…dan wajib bagi saya untuk mensyukuri hidup saya yang indah ini… Dan semoga semangkuk mie instan ini bisa menjadi pengingat saya untuk selalu menjadi insan yang pandai besyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah kepada saya… Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wasyukrika wahusni ‘ibaadatika…amien…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun