Mohon tunggu...
Indah Karyani dr
Indah Karyani dr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Widyaiswara

Instansi: BBPK Jakarta, Kemenkes

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BBPK Jakarta Dukung Transformasi Layanan Rujukan; Pelatihan Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Komprehensif

26 Oktober 2024   09:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   10:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022 (perubahan atas Permenkes Nomor 21 Tahun 2020) tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Direktorat Tata Kelola Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan RI. Dalam workshop tersebut, disampaikan bahwa salah satu pilar transformasi bidang kesehatan adalah Transformasi Layanan Rujukan, berupa perbaikan mekanisme rujukan, peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit, serta layanan laboratorium kesehatan masyarakat, jejaring pengampuan 9 layanan prioritas (Kanker, Jantung-Pembuluh Darah, Stroke, Urologi, Ibu dan Anak serta Jiwa), dan kemitraan dengan world's top healthcare centers (Kemenkes, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, 2024).

          Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono telah diresmikan sebagai pusat rujukan nasional serta pengembangan pendidikan dan penelitian dibidang neurologi sejak tahun 2014 oleh Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (Kemenkes, 2014). Oleh karena itu, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, bekerjasama dengan RS PON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono melaksanakan pelatihan Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Komprehensif bagi Perawat dari rumah sakit di beberapa provinsi Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan khususnya perawat, yang akan memberikan layanan bagi pasien stroke di rumah sakit secara komprehensif. Layanan stroke komprehensif yang dimaksud meliputi tatalaksana keperawatan pada fase hiperakut, fase akut dan fase pemulihan/rehabilitasi.

Sumber: Aplikasi Pengendali Mutu Pelatihan, Siakpel
Sumber: Aplikasi Pengendali Mutu Pelatihan, Siakpel

Tentang Kurikulum Pelatihan 

          Kurikulum Pelatihan Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Komprehensif bagi Perawat di Rumah Sakit disusun oleh RS PON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Tahun 2023. Pelatihan ini membekali peserta dengan 13 kompetensi yaitu setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu memahami komplikasi stroke, melakukan pengkajian pemeriksaan neurologi tingkat lanjut, melakukan asuhan keperawatan pasien stroke iskemik, stroke perdarahan intracranial & subarachnoid, pasien stroke dengan disfagia, pasien stroke dengan inkontinensia, pasien stroke pre & post kraniotomi, memahami manajemen ruang perawatan stroke, memahami pengertian neurorestorasi & brain plasticity, melakukan pengkajian gangguan fungsi luhur, memahami tehnik konseling nutrisi/gizi pada pasien stroke, memahami rehabilitasi pada pasien stroke dan membuat perencanaan pulang untuk pasien stroke.

          Jumlah jam pembelajaran total sebanyak 191 satuan jam pembelajaran pelatihan (1 jpl=45 menit). Dalam struktur program pelatihan tertulis bahwa pada saat tahap mata pelatihan dasar peserta akan mendapat materi tentang Kebijakan Nasional Optimalisasi Pengampuan Stroke sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 394 Tahun 2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stroke dan materi tentang dasar-dasar anatomi, patofisiologi serta tatalaksana medik stroke. Dalam tahap mata pelatihan inti peserta akan mendapat 13 materi sesuai dengan tujuan kompetensi pelatihan; serta mata pelatihan penunjang berupa materi membangun komitmen belajar, anti korupsi dan menyusun rencana tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan.

Tentang penyelenggaraan pelatihan

          BBPK Jakarta Kemenkes sebagai instansi penyelenggara pelatihan telah melakukan seleksi peserta pelatihan dan memilih 25 peserta yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tenggara. Semua peserta tersebut adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) perawat rumah sakit. Pelatihan telah menerapkan pola pembelajaran 10-20-70 (mandiri 10%, simulasi belajar di kelas 20% dan belajar  di lapangan 70%). Metode pelatihan yang digunakan adalah metode blended learning (campuran) antara metode daring menggunakan aplikasi LMS (plataran sehat) dan video conference (zoom meet) selama 4 hari (termasuk pretes & pengarahan program), serta pembukaan pada 18 September 2024; 3 hari tatap muka di kelas RS PON; dan 20 hari efektif praktek kerja lapangan (PKL) di RS PON. Penutupan pelatihan diselenggarakan di Kampus Cilandak BBPK Jakarta pada tanggal 24 Oktober 2024. Selama masa tatap muka di RS PON peserta menginap di Kampus BBPK Jakarta. Pelatihan ini telah masuk kedalam LMS resmi Kemenkes RI (plataran sehat) dengan jumlah satuan kredit profesi sebesar 22,5 (belum tercantum dalam kurikulum).

          Fasilitator dan coach (pendamping) PKL mata pelatihan dasar dan inti berasal dari tim praktisi (dokter, perawat dan fisioterapis) RS PON. BBPK Jakarta bertindak sebagai pendamping proses pelatihan (panitia), membangun komitmen belajar, mengendalikan mutu proses pembelajaran serta memastikan tercapainya tujuan -- tujuan pembelajaran dalam kurikulum pelatihan (widyaiswara/pengendali pelatihan), sehingga pelatihan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Tentang Evaluasi Penyelenggaraan 

Penyelenggaraan pelatihan ini banyak mendapat respon positif dari peserta. Penilaian peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan sebagian besar baik dan memuaskan. Peserta merasa optimis untuk dapat menerapkan hasil -- hasil pelatihan di rumah sakitnya. Beberapa peserta masih mengungkapkan kekhawatiran berupa belum adanya dukungan kebijakan layanan stroke dari atasan, sulitnya pengadaan alat untuk tata laksana pasien stroke dengan inkontinensia (bladder scanner) dan evd (external ventricular drain) set di rumah sakit, belum adanya food model untuk alat edukasi gizi pasien stroke dengan disfagia serta pentingnya pertemuan rutin untuk sharing pemecahan kasus-kasus stroke di rumah sakit. Pada saat penutupan, yang dihadiri oleh perwakilan tim fasilitator RS PON, telah ditekankan pentingnya untuk menjalin komunikasi antara fasilitator, alumni peserta dan panitia supaya ada sharing komunikasi terkait solusi kekhawatiran-kekhawatiran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun